Setelah itu dengan jitu Abu Nawas melempari si buta dan persis kena tulang keringnya. "Aduh, aku kena," gumam si buta meringis kesakitan.
Hal ini membuat si buta kelabakan. Ia segera beranjak mencari lagi tempat persembunyian untuk menghindari Abu Nawas. Akan tetapi, Abu Nawas yang pura-pura buta mengikuti si buta ke mana pun pergi.
Setelah dekat, Abu Nawas memohon lagi kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. "Ya Allah, semoga orang yang mengambil pundi-pundiku terkena lagi lemparan batu pada kepalanya," ujar Abu Nawas.
Tidak lama kemudian terdengar lagi suara kesakitan dari si buta. "Aduh kena lagi. Kepalaku jadi benjol," ucap si buta memegangi kepalanya yang benjol.
Si buta pun panik dan heran. "Kok doanya terkabul lagi. Ah, itu hanya kebetulan."
Kemudian dia menghindar lagi dan terus menghindar, tetapi Abu Nawas tetap mengikutinya terus secara berturut-turut. Abu Nawas berdoa lagi sambil melakukan lemparan beruntun kepada si buta dan selalu tepat yaitu tepat mengenai perut, dada, dan terakhir muka.
"Mengapa semua sasaran yang akan dilempar selalu tepat mengenaiku?" pikirnya lagi sampai berkerut keningnya.