- Zakat kepada Nabi Ibrahim AS, Nabi Lut AS, Ishaq AS, Ya’qub AS
Tercantum dalam surat Al-Anbiya’ ayat 69 sampai dengan ayat 73:
Artinya: “Kami (Allah) Berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim,” dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami Menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi. Dan Kami Selamatkan dia (Ibrahim) dan Luth ke sebuah negeri yang telah Kami Berkahi untuk seluruh alam. Dan Kami Menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya‘qub sebagai suatu anugerah. Dan masing-masing Kami Jadikan orang yang saleh. Kami Telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami dan Telah kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan solat, menunaikan zakat, dan Hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah,”
Kemudian, masih dalam Tarfsir Ibnu Katsir, terdapat tiga fase sejarah zakat yaitu di antaranya:
1. Perintah zakat sudah ada semenjak masa Rasulullah SAW masih di Makkah. Namun belum ada ketentuan spesifik terkait dengan waktu dan kadarnya zakat itu dikeluarkan. Penjelasan tersebut dapat dilihat dalam tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Muzzammil ayat 20.
2. Zakat fitrah atau Shadaqathul fitrah (zakat memberi makan) diperintahkan pada tahun kedua Hijriah setelah datangnya perintah puasa kepada umat Islam. Hal ini berdasarkan dalam salah satu riwayat hadist: “Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami untuk mengeluarkan shadaqatul fithr (zakat fitrah) sebelum perintah zakat (zakat harta). “ (HR Nasa’i)
3. Kemudian perintah menunaikan zakat harta sebagai penambah zakat fitrah, dimana telah diperintahkan sebelumnya. Sebagian ulama berpendapat, bahwa perintah ini juga terdapat pada tahun kedua.
Ibnu Katsir menjelaskan, hal ini pada tafsir surah Al-An’am ayat 141:
وَءَاتُوا۟ حَقَّهُۥ يَوْمَ حَصَادِهِۦ ۖ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ
Wa ātụ ḥaqqahụ yauma ḥaṣādihī wa lā tusrifụ, innahụ lā yuḥibbul-musrifīn
Artinya:”(Dan berikanlah haknya pada hari ketika panennya). Kata , haknya (haqqahu), sebagian besar ulama tafsir adalah zakat wajib.” (QS. Al-An’am ayat 141).