KENAPA Nabi Muhammad SAW menangis setelah membaca Surat Al-Hajj Ayat 1? Surat Al Hajj yang memiliki arti Haji terdiri dari 78 ayat.
Surat Al Hajj berada di urutan ke-22 dalam kitab suci Alquran. Kemudian termasuk golongan Madaniyyah atau turun kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam di Kota Madinah, Arab Saudi.
Surat Al Hajj Ayat 1
يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوۡا رَبَّكُمۡۚ اِنَّ زَلۡزَلَةَ السَّاعَةِ شَىۡءٌ عَظِيۡمٌ
Yaaa ayyuhan naasuttaqoo Rabbakum; inna zalzalatas Saa'ati shai'un 'azeem.
"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar." (QS Al Hajj (22): 1)

Tafsir
Dikutip dari Alquran Digital Okezone, ayat ini mengimbau agar manusia mawas diri serta menjaga dirinya dari azab Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mengikuti perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Perintah itu berlaku sejak ayat ini diturunkan sampai datangnya hari kiamat, yang ditandai dengan terjadinya gempa bumi yang amat dahsyat, menghancurleburkan seluruh yang ada dalam jagat raya ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan yang demikian adalah karena guncangan dan malapetaka yang terjadi pada hari yang sangat hebat itu tiada taranya. Dalam firman lain dari Allah Ta'ala diterangkan guncangan dan gempa bumi yang terjadi pada hari itu.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya." (QS Az-Zalzalah (99): 1–2)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman, "Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat." (QS Al Haqqah (69): 14–15)
Dari ayat itu dipahami bahwa orang-orang yang bertakwa, tidak merasa ngeri dan takut pada hari kiamat tersebut, karena mereka telah percaya bahwa hari kiamat itu pasti terjadi, bahwa mereka telah yakin benar akan mendapat perlindungan dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari itu, serta yakin pula bahwa tidak seorang pun yang dapat memberi perlindungan dan pertolongan pada hari itu selain dari Allah Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya.
Sebaliknya orang-orang yang ingkar kepada Allah; tidak mengikuti perintah-Nya dan tidak menghentikan larangan-larangan-Nya akan merasakan akibat guncangan bumi dan kehancuran dunia pada waktu itu, sebagai siksaan yang tiada taranya. Mereka tidak dapat menghindarkan diri daripadanya sedikit pun dan tidak ada seorang pun yang dapat menolong mereka, karena Allah hanya akan menolong dan melindungi hamba-hamba-Nya.
Menurut suatu riwayat, ayat ini diturunkan pada malam hari, pada waktu terjadi peperangan Bani Mustalik, lalu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam membacakan ayat ini kepada para sahabat.
Setelah membacakan ayat ini, beliau pun menangis dan para sahabat juga ada yang ikut menangis, ada yang gundah gulana dan ada pula yang merenungi ayat ini.
Hal ini menunjukkan bagaimana kekhawatiran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan para sahabat terhadap malapetaka yang besar yang terjadi pada hari kiamat itu, sekalipun dalam diri mereka telah terpatri dengan kukuh iman dan kesabaran, dan mereka pun telah percaya bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti menolong kaum Muslimin.
Hari kiamat adalah hari kehancuran dunia, merupakan masa peralihan dari masa kehidupan dunia yang fana ini beralih ke masa kehidupan akhirat yang kekal lagi abadi. Pada waktu itu terjadi suatu kejadian yang amat mengerikan, seluruh planet dan benda-benda angkasa satu dengan yang lain berbenturan, sehingga pecah berserakan menjadi kepingan-kepingan yang halus.
Pada waktu itu lenyaplah segala yang ada di alam ini. Hanya yang tidak lenyap waktu itu ialah Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa. Setelah alam fana ini lenyap semuanya, Allah Subhanahu wa Ta'ala menggantikannya dengan alam yang lain, yaitu alam akhirat.
Pada waktu itu seluruh manusia dibangkitkan kembali dari kuburnya untuk ditimbang amal perbuatannya. Perbuatan baik dibalas dengan surga yang penuh kenikmatan, sedang perbuatan jahat dan buruk dibalas dengan siksa yang pedih di dalam neraka yang menyala-nyala.
Pada waktu itulah manusia memperoleh keadilan yang hakiki dari Tuhannya, yang selama hidup di dunia mereka tidak memperolehnya.
Kepercayaan akan adanya hari kiamat termasuk salah satu dari Rukun Iman yang wajib diimani dan diyakini oleh setiap orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yang telah diutus-Nya.
Hari kiamat itu termasuk salah satu dari perkara yang gaib, karena itu sukar untuk mengemukakan bukti-bukti yang nyata tentang hari kiamat.
Akan tetapi jika seseorang telah percaya dengan sungguh-sungguh bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Adil, Dia cinta dan kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, maka orang itu akan sampai kepada kepercayaan akan adanya hari kiamat.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)