ABU Nawas dikerjai balik oleh Santri-santrinya. Ia dijuluki sebagai guru badut karena terus melawak di depan kelas.
Diketahui bahwa kecerdasan Abu Nawas tersebar hingga seluruh wilayah Baghdad. Para santri atau muridnya pun kian bertambah.
Sayangnya, tidak semua santri sepaham dengan Abu Nawas. Suatu hari salah seorang santri tampak mengeluh dan menyampaikan pendapatnya secara kritis mengkritik bahwa spiritualitas Abu Nawas perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Menanggapi kritikan santrinya itu, Abu Nawas hanya tertawa. Santri yang lainnya pun ikut tertawa kencang melihat tingkah lucu gurunya tersebut. Kemudian Abu Nawas tampak terdiam.