JEDDAH - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan akan mempertahankan kebijakan peniadaan pendamping lansia dan mahrom untuk musim haji tahun depan. Kebijakan itu dilakukan sejak 2023.
Pernyataan Menag tersebut menanggapi terkait usulan untuk pendamping lansia untuk musim haji 2024. Ia menjelaskan, pemberian kuota pendamping justru akan merusak serta mengganggu banyak hal baik sistem antreannya sehingga ada ruang ruang yang mungkin justru akan merugikan jamaah kalau pendamping dimasukkan.
Jamaah yang akan berangkat harus tergeser karena diambil kuotanya oleh pendamping. "Kita tidak ingin itu (gangguan sistem) terjadi. Kita inginnya jamaah bisa berangkat beribadah dengan cara yang berkeadilan. Adil dalam terjemahan kami ya seperti itu (sesuai urutan)," kata Menag di Jeddah, Kamis 6 Juli 2023.
Menurut Menag ketika mengambil keputusan lansia tanpa pendamping lansia sudah dengan perhitungan. Salah satunya penambahan petugas layanan lansia. Semua petugas tersebut standby ketika dibutuhkan. Karena itu saat pertemuan OKI dengan menteri haji dan umroh Arab Saudi, dia menyampaikan jika kuota petugas ysg diberikan kepada Indonesia masih jauh dari ideal.
"Karena kalau dihitung probabilitanya 1 banding 50. Atau satu petugas dibanding 50 jamaah tentu sulit. Padahal kita tahu petugas tersebar di mana mana. Ada yang di (Daker) Bandara, Makkah dan Madinah. Jadinya, tentu load petugas itu sangat berat," tuturnya.
Dia mencontohkan, bagaimana tim Media Center Haji (MCH) harus mengerjakan hal yg di luar tanggung jawabnya seperti saat di Mina ada yang gendong jamaah Karena keterbatasan petugas.