KENAPA thaharah itu penting dalam agama Islam? Ini penjelasan dan dalilnya. Sangat penting diketahui semua Muslim.
Secara bahasa thaharah berarti suci dan bersih. Bersuci yang dimaksud dari kotoran lahir maupun dari kotoran batin berupa sifat dan perbuatan tercela.
Sedangkan secara istilah fikih, thaharah adalah menyucikan diri dari najis dan hadats yang menghalangi sholat dan ibadah-ibadah sejenisnya dengan air atau tanah, atau batu. Penyucian diri di sini tidak terbatas pada badan saja tetapi juga termasuk pakaian dan tempat.

Pentingnya Thaharah
Dilansir Muslim.or.id, Ustadz Fauzan Hidayat S.STP MPA menerangkan thaharah merupakan syarat penting sahnya suatu ibadah sholat.
Dalam setiap pembahasan tentang fikih, bab thaharah selalu didahulukan sebagai pertanda betapa pentingnya mempelajari thaharah sebelum melaksanakan ibadah seperti sholat, membaca Alquran, thawaf, dan ibadah lainnya yang mensyaratkan thaharah sebelum melaksanakannya.
Dalil Thaharah
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
"Kunci sholat adalah bersuci, yang mengharamkannya adalah takbir, dan yang menghalalkannya adalah salam." (Hadits ini diriwayatkan oleh "Lima Periwayat" kecuali An-Nasa'i)
Bersuci merupakan bentuk kesempurnaan iman, sebagaimana sabda Rasulullah Shallahahu 'alaihi wa sallam:
اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الْإِمَان
"Bersuci itu setengah dari iman." (HR Muslim dalam kitab At-Thaharah nomor 223)
Thaharah dilakukan dengan cara menghilangkan hadats (kotoran) yang termasuk kategori najis; menggunakan air atau debu yang dapat menyucikan. (Lihat kitab Fatawaa Ibnu Taimiyyah 31: 30)
Najis atau kotoran tersebut merupakan penghalang bagi seorang Muslim untuk melaksanakan ibadah sholat. Dengan demikian, membersihkan najis dari tubuh dan pakaian merupakan syarat yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan sholat.
Adapun air yang digunakan untuk thaharah adalah air yang suci zatnya dan dapat digunakan untuk menyucikan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ
" … dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu." (QS Al Anfal: 11)
Dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:
وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا
"dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih." (QS Al Furqan: 48)
Begitu pula dengan thaharah menggunakan debu (tayamum) yang disebabkan beberapa hal seperti ketiadaan air, sakit yang tidak bisa tersentuh air, dan berbagai faktor lainnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi keringanan kepada setiap hamba-Nya untuk memilih jalan lain dalam rangka menyucikan diri baik secara batiniah maupun lahiriah sebelum beribadah kepada Rabb-Nya.
Berkaitan dengan tayamum, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ “
" … dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu …" (QS Al Maaidah: 6)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
إِنَّ الصَّعِيْدَ الطَّيِّبَ طَهُوْرُ الْمُسْلِمِ وَإِنْ لَمْ يَجِدِ الْمَاءَ عَشْرَ سِنِيْنَ.
"Sesungguhnya tanah yang suci adalah sarana bersuci bagi seorang Muslim. Meskipun dia tidak menemukan air selama sepuluh tahun." (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasa'i)
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)