Ini dilakukan agar mereka sadar bahwa di atas apa pun yang mereka dapatkan dan mereka miliki, masih ada Allah Subhanahu wa ta'ala yang lebih berkuasa. Sayang, ilmu tersebut justru disimpangkan oleh orang-orang kafir.
"Nah, ilmu yang diajarkan Harut dan Marut ini kemudian disimpangkan, dikemas kembali oleh setan, seakan-akan mengajarkan hal-hal yang menyimpang dari agama. Itu yang kemudian dikenal dengan sihir," tutur Ustadz Adi Hidayat.
Sebenarnya ilmu sihir ini juga sudah ada sebelum Nabi Sulaiman Alaihissallam, yaitu pada zaman Nabi Musa Alaihissallam. Kala itu Nabi Musa berhadapan dengan tukang-tukang sihir, maka Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan mukjizat berupa tongkat yang menggagalkan segala bentuk perilaku sihir.
Penyebaran terkait ilmu sihir ini lantas kian menyebar hingga zaman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan orang-orang tersebut mengatakan nasab ilmu sihir ini didapatkan dari Nabi Sulaiman Alaihissallam. Maka, dibantahlah oleh Allah Subhanahu wa ta'ala melalui ayat suci Alquran.
"Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedangkan keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, 'Sesungguhnya, kami hanya cobaan (bagimu). Sebab itu, janganlah kamu kafir.' Maka, mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dan istrinya." (QS Al Baqarah: 102)
Allahu a'lam.
(Hantoro)