Kemudian, kata Gus Baha, sekalipun ada ancaman mau dibunuh, ada virus corona, wabah kolera, tetap saja manusia mati sesuai dengan kontraknya alias waktu yang sudah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Namun bukan berarti pasrah begitu saja, tidak ada usaha untuk mencegah penularan virus corona. Tetap saja sebagai manusia harus berikhtiar, misal memakai masker di tempat dan dalam keadaan tertentu.
"Tapi bukan berarti kamu enggak berusaha. Ya, usahalah. Memakai masker biar maskernya laris. Tapi, enggak usah diimani berlebihan," terangnya.
Selanjutnya Gus Baha membuat perandaian tentang hidup mati seseorang yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz.
"Coba andaikan kamu bisa melihat Lauh Mahfudz, pasti kamu tertawa malu," katanya, "(Nama) kamu di Lauh Mahfudz ditulis mati karena kecelakaan. Kemudian kamu enggak tahu. Malahan terus-terusan pakai masker takut corona."