PERNAHKAH Anda mendengar nama Ummu Aiman? Beliau merupakan ibu susu dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Beliau pernah bersabda, "Ummu Aiman adalah ibuku sesudah ibuku."
Ummu Aiman merupakan ibunda Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Ia merupakan sosok wanita yang sering meratap dan menangis, banyak berpuasa dan qiyamulail, serta hijrah dengan berjalan kaki.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberi ibunda Rasulullah ini minum yang membuatnya tidak pernah merasa kehausan, yakni minuman langit yang menyembuhkan dan mencukupi baginya.
Ummu Aiman radhiyallahu anha bercerita, "Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam pernah menginap di rumahku. Pada tengah malam beliau bangun dan buang air kecil dalam suatu bejana. Setelah itu, aku pun terbangun dalam keadaan kehausan. Tanpa melihat apa yang ada dalam tembikar itu, aku langsung meminumnya. Keesokan harinya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda: 'Wahai Ummu Aiman, buanglah yang ada dalam bejana itu.' Aku pun menjawab: 'Wahai Rasulullah, demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, aku telah meminum apa yang ada dalam bejana itu.' Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam tertawa hingga gerahamnya terlihat. Selanjutnya beliau bersabda: 'Sungguh perutmu tidak akan pernah sakit selamanya'."
Dikutip dari buku "39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam" bahwa ia adalah Barakah binti Tsa'labah ibn Amar ibn Hishn ibn Malik ibn Salamah ibn Umar ibn Nu mân al-Habasyiyyah. Barakah binti Tsa'labah dinikahi oleh Ubaid ibn Harits al-Khazraji setelah dimerdekakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam.
Dari pernikahan ini, Barakah mendapat seorang putra bernama Aiman dan Aiman ibn Ubaid ibn Harits al-Khazraji radhiyallahu anha yang memiliki pengaruh besar bagi Islam. Ia ikut melakukan hijrah, berperang, serta berjuang bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam hingga gugur sebagai syahid.
Perang Hunain
Ummu Aiman adalah salah seorang budak Abdullah ibn Abdul Muththalib, ayahanda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Ketika Aminah melahirkan Rasulullah, sepeninggal ayahandanya, Ummu Aiman mengambil dan merawat beliau hingga dewasa. Ummu Aiman mendidik Rasulullah dengan baik dan tulus.
Karena itu Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Ummu Aiman adalah ibuku sesudah ibuku." Bahkan saat berbicara dengannya, Rasulullah selalu memanggilnya dengan panggilan: "Wahai ibuku."
Sesudah menikah dengan Khadijah radhiyallahu anha, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam memerdekakan Ummu Aiman. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas ketulusan dan kebaikannya dalam mendidik beliau.
Ummu Aiman yang merupakan ibu susu Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengumumkan dirinya masuk Islam sejak masa awal dakwah dan menjadi muslimah yang baik. Dengan demikian, ia termasuk salah satu wanita pertama yang ikut hijrah ke Habasyah dan ke Madinah serta mendukung Nabi Muhammad.
Demikianlah Ummu Aiman telah merasakan begitu banyak siksaan dan penindasan dari kaum musyrikin karena keislamannya yang begitu dini. Meski demikian, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keteguhan kepadanya untuk berpegang teguh pada iman dan Islam. Ia sama sekali tidak tergoyahkan oleh berbagai persoalan maupun cobaan.
Ketika kaum musyrikin makin keras dalam menyiksa dirinya beserta orang-orang yang masuk Islam bersamanya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengizinkan mereka untuk hijrah ke Negeri Habasyah.
Dengan demikian, Ummu Aiman merupakan salah seorang wanita yang hijrah untuk menyelamatkan agamanya dari kezaliman dan penyiksaan kaum musyrikin.
Ketika kembali ke Makkah, Ummu Aiman tidak lagi menghiraukan dirinya dan bersabar dalam menghadapi cacian, ancaman, serta penyiksaan. Pada akhirnya, datanglah pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala Ummu Aiman hijrah ke Madinah al Munawwarah bersama orang-orang yang hijrah bersama Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
Saat hijrah ke Madinah al Munawwarah itu, Ummu Aiman berpuasa, bangun malam, dan hijrah dengan berjalan kaki. la tidak memiliki sedikit pun bekal atau pun minuman hingga acapkali tersiksa oleh kehausan karena panas yang begitu menyengat di tengah sahara.
Ketika matahari tenggelam dan waktu berbuka tiba, Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan karamah yang besar kepadanya dan tidak bisa terlihat oleh seorang pun yang berjalan bersamanya. Ketika itu Allah Ta'ala menurunkan sebuah ember dari langit yang diselimuti cahaya putih.
Ummu Aiman segera mengambil ember itu dan meminum airnya hingga kenyang. Ia berkata, "Sesudah itu, aku tidak pernah merasa haus. Aku biasa berpuasa di bawah terik matahari dan tidak merasa haus."
Ummu Aiman juga menceritakan, "Aku berjalan berkeliling di bawah terik matahari agar merasa haus, tetapi aku tidak pernah merasa haus." Ummu Aiman memiliki kedudukan istimewa di sisi Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam karena ialah satu-satunya keluarga beliau yang masih hidup. Hal ini ditegaskan dengan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam setiap kali melihat Ummu Aiman.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Ini adalah Ahli Baitku yang masih ada." Selain itu Rasulullah juga telah memberinya kabar gembira dengan kedudukan agung di surga.
Beliau bersabda, "Siapa yang ingin menikahi seorang tua penduduk surga maka hendaklah ia menikahi Ummu Aiman."
Ketika sabda Rasulullah ini terdengar oleh Zaid ibn Haritsah radhiyallahu anhu, ia segera meminang Ummu Aiman kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dan beliau pun segera menikahinya. Dari perkawinan ini, Ummu Aiman melahirkan Usamah ibn Zaid.
*Dikutip dari Buku 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam.
(Hantoro)