Sebagai seorang anak, Sheikha Golani percaya bahwa Tuhan itu ada. Ketika dia berusia 10 tahun, dia pernah memberi tahu bibinya bahwa dirinya berbicara kepada Tuhan setiap hari.
Ibunda Sheikha Golani melewati banyak cobaan, termasuk beberapa ujian sulit terkait kesehatannya. Ini berdampak besar pada kehidupan Sheikha.
Ayahnya adalah seorang musisi dan ibunya penyanyi. Tidak heran Sheikha berkecimpung di industri musik dan pergi ke universitas untuk belajar akting.
Saat di perguruan tinggi, Sheikha masih mencari jati diri dan merasa tidak puas. Dia bersusah payah mencari kebahagiaan. Bahkan ketika karier musiknya mulai menanjak, Sheikha masih merasakan kesedihan yang mendalam.
Sheikha Golani menikah, namun hubungan ini hanya menambah kesedihannya. Pernikahan itu sangat tidak adil. Puncak dari semua masalah tersebut menyebabkan dirinya mencoba bunuh diri.
Pada titik ini, ibunya mengatakan bahwa satu-satunya solusi adalah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sheikha merasa sangat putus asa dan mati rasa ketika ibunya, yang sudah lebih dulu menjadi mualaf, memerintahkannya mandi dan membimbingnya sholat untuk pertama kali.