Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahulllah berkata:
"Menuntut ilmu lebih utama daripada sholat sunnah." (Syarafu Ashabil Hadits: 113)
Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata:
"Menuntut ilmu tidak dapat ditandingi oleh amalan sunnah apa pun bagi orang yang niatnya benar. Mereka bertanya: Bagaimana benarnya niat wahai Abu Abdillah? Beliau menjawab: Seorang yang menuntut ilmu itu meniatkan untuk mengangkat kebodohan dari dirinya dan dari orang lain." (Kitabul 'Ilmi libnil 'Utsaimin rahimahullah, halaman 22)
Sebagian ulama berkata:
"Ilmu adalah sholat yang tersembunyi dan ibadah hati." (Hilyah Thalibil 'Ilmi (dicetak bersama Al-Majmu'ah Al 'Ilmiah), halaman 141)
Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi'i rahimahullah berkata:
"Kesimpulannya adalah para ulama sepakat bahwa sibuk dengan ilmu lebih baik dari pada sibuk dengan amalan-amalan sunnah seperti puasa, sholat, tasbih, dan berbagai amalan badan yang sunnah lainnya. Di antara dalilnya selain yang telah disebutkan adalah bahwa manfaat ilmu untuk diri sendiri dan kaum muslimin, adapun manfaat ibadah-ibadah sunnah tersebut hanya untuk diri sendiri." (Al-Majmu', 1/44)
Akan tetapi menggabungkan antara ibadah sunnah dan menuntut ilmu tentu lebih baik, oleh karena itu banyak ulama yang rajin sholat malam dan rajin pula menuntut ilmu, rajin berpuasa sunnah dan rajin pula menuntut ilmu, bahkan ibadah-ibadah tersebut adalah sebab menggapai kekuatan dalam menuntut ilmu.
Al-Imam Ibrahim bin Ismail rahimahullah berkata:
"Sesungguhnya para ulama kami, mereka menjadikan puasa sebagai kekuatan dalam menuntut ilmu agama." (Al Jami' lil Khatib Al-Baghdadi: 180)
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)