Namun, program itu harus diterapkan dengan kebijakan dan program yang progresif, yakni asumsi penurunan kemiskinan seperti setahun terakhir. Maka, angka kemiskinan ekstrem mendekati nol persen baru dapat dicapai pada tahun 2024.
Salah satu krusial mengatasi kemiskinan adalah pendidikan. Pendidikan merupakan peran utama dalam mengatasi ketimpangan dan keluar dari lingkaran setan kemiskinan.
"Saat ini kita menggunakan sistem Social Assistance dan Social Insurance. Harapan ke depan kita mengarah ke Investment in Human Capital," ungkapnya.
Social Assistance berkaitan dengan masyarakat miskin dan rentan ekonomi. Sedangkan Social Insurance berguna melindungi tingkat kesejahteraan penduduk, misalnya tidak perlu memikirkan lagi makan esok hari.
Sementara Investment in Human Capital adalah program promosi pendidikan dan kesehatan yang berkualitas.
Adapun program yang mengurangi beban pengeluaran masyarakat, contohnya BPJS, Program Indonesia Pintar, BPNT/Sembako, dan lain sebagainya. Selain itu, ada pemberdayaan ekonomi dan peningkatan produktivitas, seperti Dana Desa.
(Maruf El Rumi)