ALASAN orang yang mati syahid tidak perlu disholati akan dibahas dalam artikel berikut ini. Dalam agama Islam, syahid dianggap sebagai posisi yang sangat dihormati. Dalam bahasa Arab mengungkapkan “matinya syahid” berarti mati sebagai syahid.
Orang yang syahid atau biasa disebut dengan syuhada umumnya meninggal di medan perang. Namun ada pula di luar peperangan mereka dapat dikategorikan sebagai mati syahid, seperti tenggelam, terbakar, tertimpa bangunan, terkena pandemi, dan sebagainya.
Para syuhada akhirat tidak takut berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala meskipun itu berarti mengorbankan nyawa mereka. Kedudukan para syuhada sangat istimewa dalam agama Islam.
Hal ini dijelaskan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alahi Wa Sallam:
"Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat seratus derajat yang dipersiapkan oleh Allah bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allah, dan jarak antara tingkat yang satu dengan yang lainnya sama seperti jarak antara langit dan bumi, dan jika kalian meminta kepada Allah maka mintalah surga firdaus, sebab dia adalah surga yang paling tengah dan tingkat surga yang paling tinggi. Aku melihatnya beliau bersabda: dan di atasnya adalah Arsyi Allah yang Maha Pengasih dan darinya terpancar sungai-sungai surga."
Menurut Penyuluh Agama Islam Taharudin seperti dilansir dari Kemenag Sumsel, ada kategori mati syahid:
1. Mati syahid dunia akhirat seperti dialami Syuhada mati dimedan peperangan. Mayit tidak wajib dimandikan, dikafani, disholatkan langsung dikubur.
2. Mati syahid Dunia saja, seperti dialami pejuang tetapi tidak ikhlas hanya ingin minta dikatakan Pahlawan. Kemudian,