Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Melihat Masjid Nur Addin Tebing Tinggi: Dibangun Tahun 1880, Jadi Saksi Kerajaan Negeri Padang

Zailani Tanjung , Jurnalis-Jum'at, 12 Januari 2024 |18:12 WIB
Melihat Masjid Nur Addin Tebing Tinggi: Dibangun Tahun 1880, Jadi Saksi Kerajaan Negeri Padang
Masjid Raya Nur Addin di Kota Tebing Tinggi yang penuh sejarah. (Foto: Zailani Tanjung/Sindonews)
A
A
A

INILAH Masjid Nur Addin di Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara, yang penuh dengan sejarah. Masjid ini dibangun pada tahun 1880 dan menjadi saksi bisu adanya Kerajaan Negeri Padang. 

Diketahui bahwa Kota Tebing Tinggi terletak di antara dua kota besar di Sumatera Utara, yakni Kota Medan dan Kota Pematangsiantar. Jadi bisa disebut Tebing Tinggi adalah kota perlintasan arah Medan ke Pematangsiantar ataupun sebaliknya.

Kota Tebing Tinggi yang berjarak sekira 80 kilometer dari Kota Medan mempunyai begitu banyak bangunan bersejarah. Mulai masjid-masjid tua peninggalan Kerajaan Melayu hingga bangunan lainnya yang kini digunakan untuk kegiatan pemerintahan.

Salah satunya adalah Masjid Raya Nur Addin di Jalan Suprapto, Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Hingga kini masjid yang didirikan pada masa Kerajaan Negeri Padang itu masih berdiri megah. 

Masjid Raya Nur Addin di Kota Tebing Tinggi. (Foto: Zailani Tanjung/Sindonews)

Masjid Raya Nur Addin bahkan bisa dibilang terbesar seantero Bandar Khalifah, Sipispis, hingga Dolok Merawan. Ketiga kawasan ini adalah teritorial Kerajaan Negeri Padang ketika itu.

Masjid yang dibangun pada tahun 1880 tersebut merupakan hasil dari dana konsesi pembukaan perkebunan oleh pengusaha Belanda kepada Kerajaan Negeri Padang.

"Masjid Raya ini dibangun semasa Kerajaan Negeri Padang di masa kepemimpinan Tengku Haji Muhammad Nurdin," ucap Abdul Khalik, pengamat sejarah Kota Tebing Tinggi.

"Kenaziran masjid ini sejak lama diwariskan secara turun-temurun kepada zuriat (keluarga) Tengku Haji Muhammad Nurdin. Masjid Raya Nur Addin menjadi saksi bisu tentang keberadaan dan kejayaan Kerajaan Negeri Padang yang sejak berdiri hingga runtuhnya berpusat di Kota Tebing Tinggi," tuturnya. 

Masjid Raya Nur Adin selain sebagai tempat ibadah, setiap tahun juga menjadi pusat penyambutan jamaah haji yang baru datang dari Tanah Suci.

"Setiap tahun pasti dilaksanakan di sini," ucap Abdul Khalik.

Selain Masjid Raya Nur Addin, ada juga sejumlah bukti peninggalan kejayaan Kerajaan Negeri Padang. Misalnya, Balai Kerapatan (kantor pemerintahan) yang hingga kini masih berdiri tegak di Jalan KF Tandean, Kelurahan Bandar Sakti, Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

"Istana Kerajaan Negeri Padang itu meski tidak utuh seperti semula serta kondisinya menyedihkan namun masih dihuni zuriat (keluarga) kerajaan. Bahkan, menariknya Balai Kerapatan kini difungsikan menjadi markas Koramil 013," sebutnya.

Keberadaan sejumlah aset kejayaan masa lalu itu seolah jauh dari apresiasi berbagai pihak. Namun, belakangan ini mulai ada upaya menegaskan kembali keberadaan Kerajaan Negeri Padang dimunculkan.

Kerajaan Negeri Padang merupakan bagian penting dalam upaya mempertahankan identitas sosial budaya suatu wilayah.

"Kesadaran pemerintah dalam melestarikan asetaset peninggalan masa lalu menjadi salah satu poin penting. Aset kerajaan yang berusia ratusan tahun wajib untuk dilestarikan. Identitas itu harus menjadi identitas Kota Tebingtinggi," katanya.

Selain masjid, Balai Kerapatan, terdapat pula bangunan bersejarah lainnya yang dapat ditemui jika berkeliling ke Kota Tebing Tinggi.

Salah satunya ada Gedung Kantor Pos di Jalan Sutomo. Gedung itu adalah bekas balai kota yang kini menjadi Museum Kota Tebing Tinggi. Selain itu juga pernah menjadi Kantor Dinas Pendidikan di Jalan Balai Kota.

Bangunan bersejarah lainnya yakni Rumah Dinas Kapolres Tebing Tinggi di Jalan Pahlawan, serta stasiun kereta api dan sejumlah bangunan perumahan Deli Spoor Maschapij (DSM) di Jalan Imam Bonjol.

Di sana berjajar rumah pecinan di Jalan Patriot dan Bedagai. Ada juga jajaran ruko di Jalan Thamrin simpang Jalan Iskandar Muda. Bisa jadi, itulah bangunan yang tersisa dari masa lalu sejarah Kota Tebing Tinggi.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement