Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

MUI: Peristiwa Isra dan Miraj Bisa Dipahami dengan Pendekatan Suprarasional

Hantoro , Jurnalis-Kamis, 08 Februari 2024 |07:50 WIB
MUI: Peristiwa Isra dan Miraj Bisa Dipahami dengan Pendekatan Suprarasional
Ilustrasi MUI ungkap peristiwa Isra Miraj Bisa dipahami melalui pendekatan suprarasional. (Foto: Istimewa/mui.or.id)
A
A
A

Maka itu, tambah dia, untuk memahami peristiwa Isra dan Miraj ini harus bisa mendekati dan memahaminya melalui pendekatan yang disebut dengan pendekatan suprarasional, yaitu dengan menggunakan pendekatan iman dan keimanan.

Diketahui bahwa yang menciptakan alam semesta ini adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Lalu yang membuat jarak antara planet-planet tersebut adalah juga Allah Ta'ala.

Maka tentu saja Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan kemahakuasaan-Nya akan bisa mengisrakan dan memirajkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dalam waktu yang singkat untuk menempuh jarak yang sangat jauh tersebut. Sehingga, peristiwa Isra dan Miraj itu hanya berlangsung antara 5 sampai 8 jam.

"Oleh karena itu, kita bisa memahami bagaimana galaunya Nabi akan menjelaskan kepada para sahabatnya dan kaum kafir Quraisy tentang peristiwa yang baru saja dialaminya, karena sudah jelas mereka-mereka itu tidak akan percaya sedikit pun dengan cerita dari peristiwa yang baru dialaminya," beber Buya Anwar Abbas.

"Karena memang bila menggunakan akal manusia yang ada, jelas sangat sulit dan tidak akan bisa menerimanya," imbuhnya.

Ia menerangkan, tetapi Abu Bakar begitu mendengar cerita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam langsung bisa menerima dan membenarkannya. Sebab bagi Abu Bakar, Nabi Muhammad adalah Rasulullah.

Maka itu, jika Allah Subhanahu wa Ta'ala memperjalankan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dalam waktu yang sesingkat itu untuk menempuh jarak yang sejauh itu tentu bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala itu adalah hal yang sangat mudah.

Itulah sebabnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam memberi gelar kepada Abu Bakar dengan Ash-Shiddiq karena beliaulah orang pertama yang bisa menerima dan membenarkan peristiwa Isra Miraj.

Apakah Abu Bakar menggunakan pendekatan rasional untuk membenarkan cerita tentang peristiwa Isra dan Miraj tersebut? Jawabnya adalah tidak, tapi beliau secara filosofis menggunakan pendekatan yang disebut dengan istilah suprarasional atau dalam bahasa agama atau teologis berdasarkan kacamata iman. 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement