Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Contoh Khutbah Jumat Isra Miraj: Perjalanan Malam Penuh Hikmah

Hantoro , Jurnalis-Jum'at, 09 Februari 2024 |10:29 WIB
Contoh Khutbah Jumat Isra Miraj: Perjalanan Malam Penuh Hikmah
Ilustrasi contoh khutbah Jumat tentang Isra Miraj. (Foto: Okezone)
A
A
A

INILAH contoh khutbah Jumat Isra Miraj tentang perjalanan malam penuh hikmah. Isra Miraj menjadi salah satu mukjizat terbesar Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam melakukan perjalanan malam Isra Miraj dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina.

Dari sana, kemudian Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam menembus langit ketujuh untuk mendapat perintah langsung dari Allah Subhanahu wa Ta'ala di Sidratul Muntaha.

Ketika itu Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berkesempatan berbicara langsung dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Setelah itu mendapat perintah sholat lima waktu sehari semalam bagi semua Muslim.

Berikut ini contoh khutbah Jumat Isra Miraj tentang perjalanan malam penuh hikmah, sebagaimana ditulis Dr Fatihunnada, dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dikutip dari nu.or.id

Khutbah I

الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: سُبْحانَ الَّذِي أَسْرى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بارَكْنا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آياتِنا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Di bulan Rajab ini kita memperingati kejadian Isra Miraj yang menjadi salah satu mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam berupa perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha sampai ke Sidrat al-Muntaha untuk bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Isra Miraj tidak sekadar dilihat dari aspek kejadiannya yang menakjubkan, sehingga disebut mukjizat begitu saja. Akan tetapi harus dibaca dari sudut pandang latar belakang kejadian tersebut sehingga dapat diketahui tujuan besar dan pelajaran berharga yang bisa diambil.

Isra Miraj terjadi pada tahun 10 Hijriah yang merupakan pertengahan fase kenabian yang mencapai 23 tahun. Isra Miraj adalah anugerah yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam untuk menjadi obat atas segala cobaan yang dialami sebelum Isra Miraj, sekaligus menjadi harapan besar atas langkah-langkah dakwah setelahnya. 

Sebelum Isra Miraj, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam mengalami beberapa kejadian sulit yang menyedihkan seperti wafatnya istri tercinta Khadijah dan paman terbaik Abu Thalib. Keduanya bukan sekadar keluarga bagi Nabi Muhammad, tetapi hadir sebagai penyemangat dakwah kepada kaum Quraisy.

Setelah itu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam mengalami kekerasan dan perlawanan orang Quraisy yang lebih berat terhadap dakwahnya. Sampai Nabi menyampaikan keluh-kesah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam doa sebagaimana yang diriwayatkan imam Thabrani dalam kitab al-Mu'jam al-Kabir, jilid 14, halaman 139:

اللَّهُمَّ إِلَيْكَ أَشْكُو ضَعْفَ قُوَّتِي، وَقِلَّةَ حِيلَتِي، وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ.

Artinya: "Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia." 

Dari sini, dapat dilihat bahwa Isra Miraj adalah bentuk anugerah dari Allah swt atas segala cobaan yang dihadapi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sekaligus sebagai harapan baru untuk menelusuri jalan dakwah yang lebih cerah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan pertolongan kepada Nabi sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam Alquran Surat Al An'am ayat 34:

وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوْا عَلٰى مَا كُذِّبُوْا وَاُوْذُوْا حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ نَصْرُنَاۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِۚ وَلَقَدْ جَاۤءَكَ مِنْ نَّبَإِ۟ى الْمُرْسَلِيْنَ (٣٤).

Artinya: "Sungguh rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, lalu mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat Allah. Sungguh, telah datang kepadamu sebagian berita rasul-rasul itu." 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement