VIRAL kasus bullying atau perundungan di SMA Binus School Serpong yang melibatkan anak artis Vincent Rompies serta tokoh ternama lainnya. Ada solusi yang harus dilakukan orangtua menurut ajaran Islam.
Dihimpun dari Muslim.or.id, Ustadz Muhammad Nur Faqih S.Ag mengungkapkan ada beberapa nilai yang orangtua harus tanamkan sejak dini kepada anak agar terhindar dari kejahatan bullying.
1. Empati dan penghormatan
Kepekaan seseorang untuk memahami sekitarnya dan menyikapinya dengan penuh penghormatan adalah sebuah sikap yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallama bersabda:
مَن لم يَرحَمِ الناسَ لا يَرْحَمْهُ اللهُ
"Siapa saja yang tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya pula." (HR At-Tirmidzi nomor 1922)
Begitu pun dalam sabda yang lainnya:
ليسَ منَّا من لم يرحَم صغيرَنا ويعرِفْ شرَفَ كبيرِنا
"Orang-orang yang tidak menyayangi yang lebih muda atau menghormati yang lebih tua bukanlah termasuk golongan kami." (Shahih At-Tirmidzi nomor 1920)
"Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Islam sama sekali tidak pernah mengajarkan seseorang untuk ngelamak (tidak sopan) kepada siapa pun. Baik kepada yang lebih muda ataupun yang lebih tua," jelas Ustadz Muhammad Nur Faqih.
"Dan yang terpenting untuk mengajarkan aspek empati ini adalah dengan teladan kedua orangtua. Seorang anak akan meniru bagaimana kedua orangtuanya memperlakukan orang-orang terdekatnya. Bagaimana ayahnya bersikap terhadap ibunya, bagaimana ibunya ketika berbincang dengan ayahnya, dan sebagainya," imbuhnya.
2. Keberanian
Perlu juga mengajarkan keberanian kepada anak-anak. Tidak harus melawan bullying yang dialami, namun paling tidak berani mengadukan kepada orangtua atau orang-orang yang memiliki hak menyelesaikan masalah. Ini adalah sebuah keberanian yang patut untuk terus dipupuk.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Kebanyakan manusia mengidentikkan keberanian dengan kekuatan. Padahal, keduanya jelas berbeda. Berani adalah ketegaran hati dalam menghadapi sesuatu meskipun tidak punya kekuatan untuk membalas."
وَكَانَ الصّديق رَضِي الله عَنهُ أَشْجَع الْأمة بعد رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم، وَكَانَ عمر وَغَيره أقوى مِنْهُ، وَلَكِن برز على الصَّحَابَة كلهم بثبات قلبه فِي كل موطن من المواطن الَّتِي تزلزل الْجبَال، وَهُوَ فِي ذَلِك ثَابت الْقلب، رابط الجأش، يلوذ بِهِ شجعان الصَّحَابَة وأبطالهم، فيُثَبِّتهم ويشجعهم
"Abu Bakr radhiyallahu 'anhu adalah orang yang paling berani setelah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sementara Umar radhiyallahu 'anhu dan yang lainnya lebih kuat dari Abu Bakr radhiyallahu 'anhu. Akan tetapi, para sahabat bersaksi bahwa keteguhan Abu Bakr radhiyallahu 'anhu dalam setiap kondisi yang bahkan gunung saja runtuh dengannya sementara beliau tetap tidak bergeming, yang membakar keberanian sahabat lainnya." (Al Furusiyah, halaman 500)
"Maka, didiklah anak kita menjadi anak-anak yang berani. Bukan berani yang sembarangan, melainkan berani menyuarakan kebaikan dan melawan keburukan," terang Ustadz Muhammad Nur Faqih.
"Ajarkan mereka tidak takut menghadapi berbagai macam situasi, termasuk bullying. Semoga Allah menjaga anak-anak kita dari perilaku yang merusak ini," pungkasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)