Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Berkat THR yang Anda Sisihkan, THR Guru Honorer di Pelosok pun "Cair"

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 17 April 2024 |14:17 WIB
Berkat THR yang Anda Sisihkan, THR Guru Honorer di Pelosok pun
Kisah guru honorer Pak Wawan dapat THR berkat sedekah kaum Muslimin. (Foto: Dompet Dhuafa)
A
A
A

Bu Lidya bercerita bahwa mula-mula ia mendapat tugas magang dari kampus di tiga sekolah berbeda. Dua di antaranya berada di kota, terakhir di SDN Waringin.

Sangat mungkin bagi dirinya untuk melanjutkan menjadi guru di dua sekolah di Jakarta yang ia tempati magang itu. Bahkan, salah satu sekolah swasta ternama di Kebayoran Baru sempat menawarinya menjadi tenaga pengajar, namun ia tetap memilih menjadi guru di SDN Waringin, meskipun dengan status honorer.

"Saya dari kecil memang punya cita-cita jadi guru. Kebetulan dulu waktu tugas magang penempatannya di sini. Saya senang dengan masyarakat di sini, anak-anaknya, guru-gurunya, lingkungannya. Pokoknya saya setelah lulus, harus jadi guru di sini," kata perempuan bergelar sarjana pendidikan guru SD tersebut.

Berbeda dengan Pak Wawan yang sempat kecewa dengan profesi guru. Menjadi guru seakan tidak memiliki kesejahteraan cukup, menjadikannya menanggalkan profesi itu dan memilih untuk menjadi karyawan di perhotelan.

Hanya beberapa tahun berlangsung, meski mendapatkan gaji yang jauh berlipat lebih besar dibanding menjadi guru, namun ada hal hilang dari dirinya, yaitu waktu untuk keluarga dan siswa-siswa sekolah.

Seakan jiwanya sudah tertaut dengan senyuman para pelajar. Akhirnya pada tahun 2005, ia kembali menelusuri panggilan hatinya, yaitu menjadi guru honorer di SDN Waringin, hingga kini.

"Kebanggaan saya itu saat siswa-siswa yang saya ajar dulu, sekarang bisa sukses. Pada lulus kuliah, kerja di perusahaan, menjabat di perusahaan. Enggak pernah saya ada iri gaji mereka jauh lebih tinggi dari saya. Bahkan di situ kebanggaan saya," ucap ayah dua anak itu.

Begitulah sepenggal kecil kisah guru honorer. Setiap mereka memiliki alasan besar, mengapa mereka sudi mengabdi padahal gaji tidak tinggi. Ternyata bukan lagi gaji yang mereka cari, melainkan kepuasan hati berhasil mengantarkan siswa dan siswi menggapai cita-cita yang dimimpi.

Mereka mungkin tidak mengharapkan THR dari orang lain, namun kitalah yang membutuhkan sosok mereka-mereka ini.

THR senilai Rp1 juta masih sangat kecil untuk mengganti pengabdian mereka yang begitu besar. Sahabat Baik, masih ada kesempatan bagi kita untuk ikut ambil bagian dari program kebaikan ini. 

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement