Berjalan seiring waktu, Koh Jeffry pun melihat temannya Gunar melakukan wudhu dan sholat di masjid. Mulai dari sanalah dia ada ketertarikan pada agama Islam yang bersih sebelum beribadah itu.
Hingga akhirnya Koh Jeffry merantau. Setelah sekolah, ia ikut omnya ke Ambon untuk bekerja serabutan. Kembali lagi dia merantau ke Lombok, di sana berkenalan dengan seorang haji yang melakukan sedekah air untuk wudhu.
"Ada keran air terus ke arah sana, itu ke arah masjid, jadi banyak itu orang yang mau ke masjid biasa berwudhu di rumahnya beliau. Kok jadi tempat singgahnya orang untuk sholat, untuk berwudhu? Saya jadi pertanyaan, kan jadi kotor, jadi boros listrik, dan lain sebagainya," kata Koh Jeffry dalam benaknya.
Hal inilah yang mengingatkannya soal sedekah, tepatnya apa yang dialami pada masa lampau saat SMK. Koh Jeffry mendapatkan makan gratis dari ibu temannya yang menjual makanan.
Ditambah lagi, ia kembali melihat betapa bersihnya umat Islam sebelum ibadah melakukan wudhu dan menjaga kebersihan (pakai sandal), batal wudhu kembali lagi. Akhirnya Koh Jeffry mantap mengucap dua kalimat syahadat di Labuan Bajo.
"Saya mulai memerhatikan orang berwudhu saya mulai lihat orang jam sholatnya, saya mulai nanya-nanya ke tukang-tukang yang lain terus saya balik ke Labuan Bajo. Entah kenapa kepingin tiba-tiba kepengin syahadat," jelas Koh Jeffry.
"Tidak ada yang dibilang membandingkan agama, enggak, cuma memang ada beberapa hal-hal urgensi menurut saya tidak mendapatkan jawaban yang puas atau memuaskan," pungkasnya.
Allahu a'lam.
(Hantoro)