Ketika sampai di masjid, Arnoud sadar bahwa selama ini prasangka buruknya sangat salah. Kaum Muslimin justru sangat baik, ramah, bahkan menerimanya dengan tulus meski tahu bahwa dia adalah seorang anti-Islam. Bahkan, Arnoud sempat diundang untuk berbincang bersama dengan mereka. Pada saat itulah dia benar-benar sadar bahwa orang Muslim tidak sejahat yang dipikirkan.
"Saya tak tahu persis apa yang terjadi, tapi sesuatu di dalam, sulit untuk dijelaskan, seakan berkata pada saya, 'Ini sebenarnya adalah agama yang bijaksana. Ini agama yang indah, ini sangat damai.' Ketika berada di masjid, saya benar-benar merasakan kehangatan. Saya tidak menyangkanya dan sedikit bingung," terang Arnoud.
Merasakan gejolak dalam dirinya, Arnoud benar-benar bingung harus melakukan apa. Dia bahkan tidak tidur semalaman karena otaknya terisi penuh dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Hingga akhirnya Arnoud memutuskan kembali ke masjid dan berbincang kembali dengan orang Muslim di sana.
Kemudian dia mulai membaca, belajar, berbicara dengan banyak ulama dan orang Islam. Setelah melewati masa dilema selama 6 hingga 7 bulan, dia pun berpikir bahwa sesuatu yang indah telah memasuki jiwanya.
"Dalam proses ini, yang memakan waktu selama 6 sampai 7 bulan, saya mulai penasaran. Tapi pada akhirnya saya pikir ini bukan sekadar rasa ingin tahu. Ini sesuatu yang indah, yang sudah merasuki jiwa saya. Dan itu benar-benar sesuatu yang tidak saya harapkan akan terjadi, namun terjadi," ujar Arnoud.
Setelah 2 bulan berlalu, Arnoud memutuskan untuk keluar dari PVV karena merasa bahwa partai itu bukan tempat yang layak untuknya. Ini adalah langkah terbesar Arnoud. Pasalnya, setelah keluar dari PVV, dia tidak bisa memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap karena orang-orang sudah mengenalnya sebagai bagian dari anti-Islam itu.
Meski demikian, dia tetap tidak peduli. Akhirnya, kekuatan batinnya terus-menerus tumbuh dan berkembang seiring berlalunya bulan demi bulan. Setelah memperdalam agama Islam, dia merasa bahwa Islam adalah jati dirinya. Hingga akhirnya, dia pun memutuskan untuk menjadi mualaf.
"Makin saya membaca tentang Islam, makin saya mempelajari Islam, berbicara dengan Muslim lain, makin terasa seperti, 'Inilah saya,' dan itu berakhir dengan syahadat tentu saja," kata Arnoud.
Sejak resmi menjadi mualaf, dia pun berpikir untuk membantu para Muslim lain di Belanda untuk menyebarkan agama Islam. Dia yakin bahwa dengan segala kekuatan Islam, para politikus serta media penentang Islam akan kalah saat melawan agama Islam.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)