Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kemenag Latih 30 Calon Pakar Falak di Observatorium Bosscha agar Makin Mahir dalam Rukyatulhilal

Hantoro , Jurnalis-Rabu, 28 Agustus 2024 |11:03 WIB
Kemenag Latih 30 Calon Pakar Falak di Observatorium Bosscha agar Makin Mahir dalam Rukyatulhilal
Kemenag melatih 30 calon pakar falak di Observatorium Bosscha. (Foto: Kemenag.go.id)
A
A
A

KEMENTERIAN Agama (Kemenag) melatih 30 calon pakar falak di Observatorium Bosscha, Bandung, Jawa Barat. Mereka diberikan Bimbingan Teknis Hisab Rukyat pada 26–30 Agustus 2024. 

Kegiatan ini diikuti 30 calon pakar falak dari Pusat Observasi Bulan (POB) Sukabumi, POB Aceh, POB Yogyakarta, praktisi universitas dan pondok pesantren, serta berbagai daerah yang memiliki latar belakang keilmuan falak serta astronomi.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib mengatakan kerja sama dengan Observatorium Bosscha ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan di bidang falak.

"Observatorium Bosscha adalah pusat ilmu astronomi terbesar di Asia Tenggara, dan kerja sama ini menunjukkan komitmen Kemenag untuk melahirkan pakar-pakar falak yang mumpuni. Kami berharap para peserta bimtek ini kelak menjadi ujung tombak dan mentor di daerahnya masing-masing dalam proses penentuan awal bulan Hijriah yang akurat dan ilmiah," ujarnya di Bandung, Senin 26 Agustus 2024, dikutip dari Kemenag.go.id

Rukyatulhilal. (Foto: Arif Julianto/Okezone)

Ia menyebut Observatorium Bosscha sebagai institusi pendidikan telah banyak memberi kontribusi pengetahuan keastronomian, tidak hanya di Indonesia dan Asia, tapi juga di dunia.

"Banyak pakar falak lahir dari sini, sehingga kami berharap semua peserta setelah mengikuti kegiatan ini makin expert dalam hal rukyatulhilal," imbuhnya.

Dia menambahkan, setiap tahunnya Observatorium Bosscha menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah bagi Kemenag serta masyarakat umum.

"Bosscha menjadi mitra penting di setiap momen sidang isbat Kemenag sebagai sumber informasi terkait keberadaan hilal," paparnya. 

Menurut dia, Observatorium Bosscha dengan fasilitas dan keahlian yang dimilikinya menjadi tempat yang ideal untuk pelatihan ini.

"Peserta juga diberi kesempatan untuk melakukan simulasi pengamatan hilal secara langsung, serta bisa eksplor guna memperkuat pemahaman praktis mereka," imbuhnya.

Dirinya berharap kegiatan yang digelar selama lima hari ini bisa dimanfaatkan dengan baik, karena pemateri yang dihadirkan dalam kegiatan merupakan para pakar, baik dari Observatorium Bosscha maupun Tim Hisab Rukyat Kemenag. 

Kepala Subdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag Ismail Fahmi mengatakan para peserta menerima berbagai materi, termasuk teori hisab rukyat, teknik observasi hilal, penggunaan instrumen astronomi modern, hingga kajian falak.

"Kegiatan ini merupakan upaya dan komitmen Kemenag untuk terus memperluas dan mengembangkan kajian ilmu falak di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Melalui kerja sama ini, ia berharap dapat terus melahirkan generasi baru pakar falak yang dapat diandalkan dalam penentuan waktu-waktu ibadah penting bagi umat Islam di Indonesia.

"Dengan peningkatan kapasitas ini diharapkan bisa melahirkan pakar-pakar falak yang expert dalam rukyatulhilal sebagai sumber rujukan masyarakat," tandasnya. 

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement