INILAH pembahasan mengenai bulan Rabiul Akhir. Rabiul Akhir merupakan bulan ke-4 dalam kalender Hijriah. Rabiul Akhir tepatnya berada setelah bulan Rabiul Awwal dan sebelum Jumadal Awwal.
Pihak yang pertama memberi nama bulan Rabiul Akhir menurut satu pendapat adalah buyut kelima Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, yakni Kilab bin Murrah.
Penamaan itu tidak terlepas dari peristiwa alam musim rabi' atau musim semi yang terjadi di Jazirah Arab. Pada musim tersebut rerumputan menghijau, tanaman tumbuh subur, dan pepohonan banyak yang berbuah.
Umumnya musim itu terjadi selama dua bulan. Sehingga, nama ini pun disematkan untuk dua bulan terjadinya musim tersebut yang sekarang dikenal dengan Rabiul Awwal dan Rabiul Akhir.
Dilansir nu.or.id, selain menjadi nama bulan, kata rabi' juga menjadi nama musim di antara enam musim yang ada, yaitu ar-rabi al-awwal (musim semi pertama), shaif (musim panas), qaizh (puncak musim panas), al-rabi‘ al-tsani (musim semi kedua), kharif (musim gugur), dan syitha (musim dingin). Demikian yang dikemukakan oleh Abu al-Ghauts (lihat Lisanul ‘Arab, jilid 8, halaman 103).
Masyarakat Arab sendiri selalu menagawali penyebutan nama ini dengan kata syahr yang berarti 'bulan'. Sementara pengucapannya bisa dua versi, yaitu syahru rabi'in al-akhir, bisa juga syahru rabi'il akhir, dengan idhafat (lihat Ahmad ibn Muhammad, al-Mishbahul-Munir [Beirut: al-Maktabah al-'Ilmiyyah), jilid 1, halaman 216).
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)