Jamaah sholat Tarawih yang dirahmati Allah…
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata,
دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ أَعْمَلُهُ يُدْنِيْنِيْ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُبَاعِدُنِيْ مِنَ النَّارِ.
“Tunjukkanlah kepadaku amalan yang apabila aku mengerjakannya, niscaya ia akan mendekatkanku kepada surga dan menjauhkanku dari neraka!”
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تَعْبُدُ اللّٰهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ.
“Engkau harus beribadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, engkau mendirikan shalat wajib, engkau mengeluarkan zakat wajib, dan engkau menyambung tali kerabatmu.”
Ketika orang itu telah berlalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أُمِرَ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ.
“Apabila ia memegang teguh kewajiban-kewajiban yang telah diperintahkan kepadanya tadi, niscaya ia akan masuk surga.” (HR. Al-Bukhari no. 1396 dan Muslim no. 13)
Jamaah sholat Tarawih yang dirahmati Allah…
Kita semua mengetahui bahwa nasib seseorang di akhirat kelak, apakah akan menjadi penghuni surga atau penghuni neraka, adalah perkara ghaib. Hanya Allah semata yang mengetahui hal itu. Manusia, bahkan para nabi dan rasul sekalipun, tidak mengetahui hal itu.
Meskipun demikian, nasib seseorang di akhirat kelak bukanlah perkara yang sama sekali gelap. Ada titik-titik terang yang bisa menjadi indikasi dan pertanda nasib seseorang di akhirat kelak. Kedua hadits shahih di atas mengajarkan kepada kita bahwasanya tanda-tanda apakah seseorang kelak akan menjadi penghuni surga atau penghuni neraka bisa diketahui dari indikasi-indikasi tertentu.
Indikasi-indikasi tersebut disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya berdasarkan wahyu dari Allah Ta’ala. Dalam kedua hadits shahih di atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa calon penghuni surga itu harus memenuhi kriteria minimal sebagai berikut.
Seorang muslim, yaitu orang beriman, mengucapkan dua kalimat syahadat, beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
Mendirikan minimal shalat wajib lima waktu secara disiplin dan tertib.
Menunaikan minimal shaum Ramadhan secara disiplin dan tertib.
Mengeluarkan zakat hartanya maupun zakat fitrahnya secara disiplin dan tertib.
Menjaga hubungan tali kekerabatan dengan keluarga besarnya.
Jamaah sholat Tarawih yang dirahmati Allah…
Maka bulan suci Ramadhan ini harus menjadi momentum kita untuk memperbaiki kualitas diri kita. Kita harus memantaskan diri kita untuk mengharap ridha Allah, ampunan-Nya, rahmat-Nya, dan surga-Nya dengan meningkatkan kualitas iman, tauhid, dan amal shalih kita.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
(Erha Aprili Ramadhoni)