Padahal Allah SWT selalu memperingatkan kepada kita bahwa terdapat malaikat yang mencatat setiap ucapan manusia, yang baik maupun yang buruk. Allah Ta'ala berfirman,
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf : 18).
Rasulullah SAW bersabda di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَـيْرًا أَوْ لِيَـصـمُــتْ
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.”
Ajaran agama Islam menjadi kotor dan peradaban Islam penjadi runtuh, salah satu disebabkan oleh kelompok yang ucapan, tulisan dan lisanya yang selalu menganggap dirinya dan kelompoknya paling benar dan layak masuk ke surga. Sedangkan kepada orang lain dan kelompok lain ajaranya selalu dianggap salah dan sesat, dan mengaggap layak masuk neraka. Padahal berdiskusi dan bertabayyun itu lebih baik dan menjadikan keterbukaan sesama pemeluk Islam.
Rasulullah saw bersabda, إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَـافُ عَلَيْــكُمْ بَعْدِيْ كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِـيمُ اللِّسَانِ
“Sungguh yang paling aku khawatirkan atas kalian semua sepeninggalku adalah orang munafiq yang pintar berbicara” (HR At-Tabrani).
Oleh karena itu, kita semua, sebaiknya sangat berhati-hati ketika sedang berucap atau menulis sesuatu di media sosial. Sikap berpikir sebelum berucap merupakan kebijaksanaan bagi hamba yang memiliki akal pikiran. Dan tidak lupa juga untuk selalu ber-tabayyun (klarifikasi), kepada orang atau kelompok lain yang mungkin berbeda cara, pandangan dan metode dalam mengambil dalil dan hujjah.
Karena hidup bermasyarakat itu sangat komplek mungkin menurut kita benar belum tentu baik untuk kemaslahatan bermasyarakat. Satu daerah dengan daerah lain bisa saja berbeda dalam pengambilan hukumnya. Seperti yang dicontohkan oleh Imam Syafii ketika berbeda dalam mengeluarkan hukum antara di Irak dan di Mesir.
Sekali lagi saya ingatkan bahwa Allah mengutus malaikat khusus untuk mengawasi ucapan kita, baik hasil lisan kita maupun ketikan jari-jari kita di media sosial.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ “
Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaf: 18).
Saudara dan saudari yang berbahagia, Demikian ceramah singkat ini dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kesalahan, semoga Allah memberikan hidayah, inayah, dan keberkahan kepada kita semua. Akhir kata, Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
(Erha Aprili Ramadhoni)