Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Mabit di Muzdalifah dan Mina dalam Rangkaian Puncak Haji

Ramdani Bur , Jurnalis-Sabtu, 31 Mei 2025 |19:46 WIB
Mengenal Mabit di Muzdalifah dan Mina dalam Rangkaian Puncak Haji
Mina salah satu lokasi jamaah haji melakukan mabit. (Foto: MCH 2025)
A
A
A

MAKKAH Wukuf di Arafah akan berlangsung pada Kamis, 5 Juni 2025. Setelah wukuf, ada beberapa rangkaian puncak haji seperti Mabit di Muzdalifah dan Mina yang dijalani jamaah haji. Sesual jadwal, Mabit di Muzdalifah dan Mina akan jatuh pada 10 hingga 13 Dzulhijjah malam Waktu Arab Saudi (WAS) atau 6-9 Juni 2025.

Lantas, apa yang dimaksud Mabit di Muzdalifah dan Mina? Musytasyar Dini PPIH Arab Saudi, KH. M. Ulinnuha memberi penjelasan soal Muzdalifah dan Mina.

1. Mabit di Muzdalifah

Momen Jamaah haji melakukan Mabit di Muzdalifah. (Foto: MCH/Okezone)
Momen Jamaah haji melakukan Mabit di Muzdalifah. (Foto: MCH/Okezone)

Mabit (menginap) di Muzdalifah merupakan salah satu rangkaian wajib haji. Seperti yang disinggung di atas, Mabit di Muzdalifah dijalankan jamaah setelah menunaikan wukuf di Arafah.

"Pada Kamis, 5 Juni 2025 atau 9 Zulhijjah, jamaah haji akan wukuf di Arafah. Kemudian malam tanggal 10 Dzulhijjah, seluruh jamaah akan bergerak ke Muzdalifah untuk Mabit (menginap)," kata KH Ulinnuha di Makkah pada Sabtu, (31/5/2025).

Hal ini sejalan dengan firman Allah:

فَإِذَآ أَفَضْتُم مِّنْ عَرَفَٰتٍ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ عِندَ ٱلْمَشْعَرِ ٱلْحَرَامِ

Artinya, "Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam" (QS. Al-Baqarah: 198).

Masy’aril Haram yang dimaksud di sini adalah Muzdalifah. Muzdalifah secara bahasa berarti Izdilaf yang artinya ijtima’, yaitu berkumpul. Kesimpulannya, kata Muzdalifah itu artinya at-tajammu' atau al-iltiqa, berkumpul atau bertemu.

Jika dilihat jauh ke belakang, Muzdalifah adalah tempat bertemunya Siti Hawa dan Nabi Adam setelah berpisah ratusan tahun. Peristiwa di atas kemudian menjadi salah satu rangkaian ibadah haji.

"Ini berdasarkan Firman Allah SWT dan apa yang ditunaikan oleh Rasulullah saw ketika menunaikan haji wada'," kata KH Ulinnuha.

Saat Nabi Muhammad Saw tiba di Muzdalifah, beliau meminta Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW menjalankan salat jama maghrib dan isya.

Dimulai dari peristiwa di atas, mayoritas ulama menilai Mabit di Muzdalifah sebagai hal waib. Bagi yang tidak menjalani Mabit di Muzdalifah, wajib membayar dam.

 

2. Aktivitas di Muzdalifah

Jamaah disarankan banyak berzikir dan menyiapkan kerikil untuk lontar Jumrah saat berada di Muzdalifah.  "Walaupun secara teknik, kerikil ini sudah disediakan oleh syarikah, namun tidak ada salahnya apabila jamaah mengambil kerikil di Muzdalifah untuk mengikuti sunah rasul," tegas KH. M. Ulinnuha.

Nantinya, jumlah kerikil yang diambil sebanyak 49 untuk nafar awal, dan 70 kerikil untuk Nafar tsani. Jika jamaah khawatir jumlahnya kurang karena lupa jumlah lemparan, maka disarankan mengambil kerikil dalam jumlah lebih.

Waktu mabit Muzdalifah berlangsung pada malam 10 Dzulhijjah sampai tengah malam menjelang subuh. "Namun , secara teknik pergerakan, nanti akan diatur oleh pemerintah sesuai dengan jadwal dari syarikah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pergerakan jamaah," lanjut KH. M. Ulinnuha.

3. Mabit di Mina

Tenda jamaah haji untuk Mabit di Mina. (Foto: Okezone)
Tenda jamaah haji untuk Mabit di Mina. (Foto: Okezone)

Setelah menjalani Mabit di Muzdalifah, jamaah selanjutnya bergerak ke Mina.  Mina secara bahasa disebut juga sebagai 'muna' artinya harapan. Semua harapan ditumpahkan jamaah haji kepada Allah SWT saat berada di Mina.

"Di Mina, kita bermunajat kepada Allah Swt sebagaimana yang dilakukan oleh nabi-nabi terdahulu,” kata Ulinnuha.

Jamaah haji melakukan lempar jumroh aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah dengan 7 lemparan setibanya di Makkah. Setelah melakukan jumrah aqabah, maka jamaah haji diizinkan melakukan tahallul awal dengan bercukur.

Setelah tahallul awal, jamaah lalu berpakaian biasa dan terbebas dari larangan ihram. Namun, jamaah masih tidak diizinkan bersetubuh dengan pasangan suami atau istri. “Bagi pasutri yang statusnya masih tahallul awal, maka belum boleh berjimak hingga melakukan tahallul tsani setelah tawaf Ifadah," jelas KH. M. Ulinnuha

Setelah jamaah haji menjalani tawaf Ifadah, jamaah kembali ke tenda Mina untuk melakukan mabit Mina pada malam 11 dan 12 untuk Nafar awal, dan berlanjut untuk malam 13 untuk Nafar tsani.

Tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, jamaah haji yang mengambil Nafar awal akan melakoni lontar jumrah ula, wustho dan aqabah, masing-masing 7 lemparan dengan kerikil yang diambil dari Muzdalifah. Sementara itu, jamaah haji yang mengambil Nafar tsani melakukan jumrah ula, wustho dan aqobah pada tanggal 13 Dzulhijjah.

"Setelah semua mabit dan jamarat selesai, maka jamaah akan kembali ke hotel masing-masing di Makkah," tutup KH. M. Ulinnuha.

(Ramdani Bur)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement