Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Teks Khutbah Jumat Idul Adha 2025

Sagita Rahma Hayati , Jurnalis-Kamis, 05 Juni 2025 |15:35 WIB
Teks Khutbah Jumat Idul Adha 2025
Teks Khutbah Jumat Idul Adha 2025 (Ilustrasi/Okezone)
A
A
A

Agama Islam sendiri merupakan agama yang mengajarkan tentang cinta dan kasih sayang khususnya cinta kepada Allah dan rasul-Nya, ada banyak ayat Alquran dan hadits yang menyinggung tentang rasa cinta, di antaranya adalah firman Allah Ta'ala: 

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ  

Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran. Ayat 31) 

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah 

Dalam kitab Lathaiful Isyarat Jilid I halaman 235, Imam Al-Qusyairi menampilkan syarat cinta dalam ayat tersebut:

  وَشَرْطُ الْمَحَبَّةِ أَلَا يَكُونَ فِيهَا حَظٌّ بِحَالٍ، فَمَنْ لَمْ يَفْنَ عَنْ حُظُوْظِهِ بِالْكُلِّيَّةِ فَلَيْسَ لَهُ مِنْ الْمَحَبَّةِ شَظِيَّةٌ. 

Artinya: "Syarat cinta adalah tidak ada kepentingan pribadi sedikit pun di dalamnya. Barangsiapa yang tidak meninggalkan semua kepentingan pribadinya secara total, maka dia tidak memiliki secuil pun dari cinta yang sebenarnya." 

Dengan keterangan tersebut, kita menjadi tahu bahwa cinta yang sejati tidak berharap atau menuntut lebih dari yang dicintai. Sebagaimana kisah bersejarah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail di hari ini, beliau rela menyembelih putra tercintanya demi membuktikan cintanya kepada Allah Ta'ala, tuhan yang ia cintai bersama putranya setulus hati. 

Kisah bersejarah tersebut juga memberi makna bahwa cinta membutuhkan pembuktian dengan pengorbanan. Pengorbanan merupakan unsur penting dalam hubungan cinta, tanpa pengorbanan cinta hanyalah omong kosong belaka. Karena dari pengorbanan, bisa diukur seberapa dalam kecintaan dan seberapa serius rasa cintanya.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah 

Tidak hanya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang harus kita perhatikan, tapi mencintai sesama dengan tujuan mencintai perintah Allah dan Rasul-Nya juga merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kualitas keimanan kita. Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَن أَبِي هُرَيرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لاَ تَدخُلُونَ الجَنَّةَ حَتَّى تُؤمِنُوا، وَلاَ تُؤمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُم عَلَى شَيءٍ إِذَا فَعَلتُمُوهُ تَحَابَبتُم؟ أَفشُوا السَّلاَمَ بَينَكُم (رواه أحمد) 

Artinya: "Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.'" (HR. Ahmad) 

Tidak hanya itu, cinta dan kasih sayang juga merupakan ciri khas orang beriman. Allah Ta'ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ 

Artinya: "Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka kepada Allah." (QS. Al-Baqarah. Ayat 165) 

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement