وَفِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِ
wa fî amwâlihim ḫaqqul lis-sâ'ili wal-maḫrûm
Pada harta benda mereka ada hak bagi orang miskin yang meminta dan yang tidak meminta. (QS. Az-Zariyat: 19)
Ayat 19 menjelaskan soal mereka yang memiliki kepedulian sosial tinggi. Mereka menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, baik yang meminta secara langsung maupun yang menahan diri meski dalam kekurangan. Kepedulian ini menjadi bagian dari bentuk ketakwaan mereka.
وَفِى الْاَرْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَۙ
wa fil-ardli âyâtul lil-mûqinîn
Di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin. (QS. Az-Zariyat: 20)
وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ
wa fî anfusikum, a fa lâ tubshirûn
(Begitu juga ada tanda-tanda kebesaran-Nya) pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. Az-Zariyat: 21)
Ayat 20–21 menjelaskan, orang-orang yang yakin akan kebesaran Allah tidak hanya melihat bukti-bukti kekuasaan-Nya di alam semesta, tetapi juga dalam diri mereka sendiri. Mereka selalu merenungi ciptaan Allah sebagai bentuk keimanan yang mendalam.
وَفِى السَّمَاۤءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوْعَدُوْنَ
wa fis-samâ'i rizqukum wa mâ tû‘adûn
Di langit terdapat pula (hujan yang menjadi sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu. (QS. Az-Zariyat: 22)
فَوَرَبِّ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اِنَّهٗ لَحَقٌّ مِّثْلَ مَآ اَنَّكُمْ تَنْطِقُوْنَࣖ
fa wa rabbis-samâ'i wal-ardli innahû laḫaqqum mitsla mâ annakum tanthiqûn
Maka, demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya (apa yang dijanjikan kepadamu itu) pasti akan nyata seperti (halnya) kamu berucap. (QS. Az-Zariyat: 23)
Dalam ayat 22–23, Allah menegaskan bahwa rezeki dan segala bentuk janji-Nya adalah sesuatu yang pasti. Orang-orang bertakwa meyakini hal ini sepenuhnya, sehingga mereka tidak terjebak dalam kekhawatiran berlebihan soal urusan dunia, melainkan tetap berusaha dengan penuh tawakal.
Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)