JAKARTA - Pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Selat Nasik menempuh perjalanan laut hingga 3,5 jam untuk safari dakwah dan pelayanan akad nikah. Mereka harus menerjang ombak bahkan mengakibatkan perahu mogok untuk mencapai tujuan di Pulau Gersik, salah satu wilayah terluar di Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung.
Kepala KUA Selat Nasik, Lutfi Alawi menceritakan, pihaknya berangkat menggunakan perahu kayu pukul 13.00 WIB. Meski cuaca cerah, perjalanan tidak berjalan mulus.
“Ombak cukup besar, bahkan kapal sempat mogok tiga kali sekitar satu jam. Kami juga harus melewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang ramai dilintasi kapal besar. Risiko cukup tinggi, tetapi bisa kami lalui dengan selamat,” ucapnya, melansir laman Kemenag, Jumat (22/8/2025).
Setelah tiga jam perjalanan laut, rombongan masih harus berganti perahu kecil lantaran Pulau Gersik tidak memiliki pelabuhan. Tim akhirnya tiba di lokasi pukul 16.30 WIB.
“Kalau tanpa kendala, jarak tempuh biasanya hanya dua jam. Tapi kami tetap semangat karena masyarakat sangat menantikan kehadiran kami,” tutur Lutfi.
Menurutnya, safari dakwah ini baru pertama kali digelar dan akan menjadi program rutin. KUA Selat Nasik telah menjalin kerja sama dengan pemerintah desa untuk menjadwalkan safari dakwah berkala.
Sementara untuk pelayanan akad nikah, Lutfi menyebut selama ini rutin dilaksanakan sesuai permintaan warga. Rata-rata tiga hingga empat kali dalam setahun.
“Safari dakwah ini tidak hanya soal pencatatan nikah, tapi juga pembinaan keluarga sakinah. Kami ingin masyarakat di pulau terpencil mendapat hak yang sama dalam bimbingan agama dan layanan resmi negara,” ujarnya.
Kegiatan diawali tausiyah selepas Magrib dan Subuh, dilanjutkan pembinaan keluarga sakinah yang menekankan pentingnya membangun rumah tangga harmonis berlandaskan agama. Puncaknya adalah pelaksanaan akad nikah sesuai syariat Islam dan prosedur negara.
Masyarakat Pulau Gersik menyambut kegiatan ini dengan antusias. Kehadiran tim KUA dianggap sebagai bentuk perhatian nyata pemerintah.
“Banyak warga menyampaikan rasa syukur karena pelayanan langsung bisa dirasakan, tanpa harus menyeberang jauh ke Selat Nasik,” kata Lutfi.
KUA Selat Nasik membawahi empat desa, yaitu Petaling, Selat Nasik, Suak Gual (berada di satu pulau), serta Pulau Gersik yang terpisah dan paling jauh dijangkau.
“Pulau ini tidak memiliki pelabuhan, kondisi geografis dan cuaca sering jadi kendala. Tapi bagi kami, jarak bukan penghalang untuk melayani umat,” ucap Lutfi.
(Erha Aprili Ramadhoni)