Ikhlas Menghadapi Ramadan

Anton Suhartono, Jurnalis
Selasa 03 Agustus 2010 09:11 WIB
Share :

Dalam hitungan hari, Bulan Ramadan menyapa. Sudah selayaknya bulan suci ini diperlakukan istimewa oleh kaum muslimin. Karena itu, persiapan menyambut bulan istimewa ini patut dilakukan. Tak hanya dalam hal materi, persiapan rohani jauh lebih penting.

Kesiapan rohani bisa dibilang menjadi parameter keberhasilan seorang muslim melalui madrasah Ramadan. Karena tingginya amalan puasa di sisi Allah, dalam hadits qudsi-Nya, Allah sendiri yang akan memberi pahala kepada hamba-Nya yang berpuasa. Pasalnya, untuk melaksanakan ibadah puasa yang sempurna, dibutuhkan ketulusan atau keikhlasan. Sementara persoalan ikhlas, hanya Allah yang tahu.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengkondisikan diri kita untuk bisa ikhlas beribadah selama Ramadan. Ini menjadi penting karena tidak sedikit orang Islam yang merasa terbebani dengan ibadah puasa. Jangan sampai ibadah puasa yang dikerjakan menjadi sia-sia, tak mendapat pahala kecuali lapar dan dahaga.

Keikhlasan itu bisa diraih dengan mempelajari esensi puasa. Sepeti difirmankan Allah Swt dalam Surat Al Baqarah: 183, bahwa ibadah berpuasa di bulan Ramadan, juga diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita. Ini mengindikasikan, ada tujuan khusus yang Allah inginkan melalui puasa. Tentu melalui bulan Ramadan, Allah ingin hamba-Nya menjadi bertakwa. Banyak orang bangga dengan gelar duniawi, seperti kesarjanaan, jabatan di kantor, atau di lingkungan, namun menjadi takwa sepetinya masih sekadar impian.

Memang kita tak bisa mengetahui apakah kita termasuk golongan bertakwa, namun setidaknya ada usaha yang dilakukan seorang muslim untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhannya. Kajian keislaman, sudah banyak mengungkapkan bagaimana manfaat dari berpuasa, tak hanya ditinjau dari segi rohani. Namun juga sisi kesehatan dan psikologis. Bahkan sejarah dan literatur mencatat, bagaimana para pendahulu, meraih sukses dan kemenangan di bulan Ramadan dalam kondisi berat, seperti perang Badar, saat Nabi Muhammad menaklukkan kota Mekkah dari tangan kafir Quraisy. Ini adalah bagian esensi puasa yang dapat mempertebal keikhlasan kita menghadapi Ramadan.

Setelah itu, perlu diperhatikan segala urusan yang kiranya dapat mengganggu amaliah Ramadhan. Untuk itu, sebaiknya segala urusan, segera ditunaikan sebelum masuk Ramadan. Katakan seperti kebutuhan dapur dan fesyen. Jika memungkinkan, kebutuhan Ramadan diselesaikan sebelum Ramadan. Sehingga jika disibukkan lagi untuk pergi ke pasar atau mal untuk membeli kebutuhan. Ini juga termasuk kelengkapan alat ibadah dan pakaian muslim. Berbusana muslim, jangan hanya saat berlebaran, namun juga saat Ramadan.

Selain itu, persiapan kondisi fisik. Apalagi tahun ini, bulan Ramadan bertepatan di tengah musim panas. Oleh karena itu, latihan puasa sunnah, seperti Senen-Kamis dan tiga hari di pertengahan bulan Hijriah, di bulan Rajab dan Sya’ban, termasuk yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Ramadan juga bulan persatuan ummat Islam. Oleh karena itu, perbedaan menentukan awal Ramadan, juga bagian dari pembelajaran ikhlas. Telebih lagi, jangan sampai mengaku orang muslim, tapi masih belum tahu kapan perkiraan jatuhnya 1 Ramadan.

(Anton Suhartono)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya