Iktikaf dan Kontemplasi Diri

, Jurnalis
Minggu 12 Agustus 2012 12:07 WIB
Share :

Di antara seluruh rangkaian ibadah pada bulan suci Ramadan yang sangat dipelihara sekaligus dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah melakukan iktikaf. Setiap Muslim dianjurkan melakukan iktikaf di masjid pada 10 hari terakhir bulan suci Ramadan.  
Hakikat iktikaf adalah memisahkan diri sementara waktu dari hiruk-pikuk dan kemelut kehidupan sehari-hari dengan cara berdiam diri di dalam masjid. Meluangkan waktu di dalam hidup kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.
 
Layaknya puasa yang memberi jeda (istirahat) pada gerak anggota badan untuk terlepas (memisahkan diri) dari kebisingan makanan yang dicerna perut setiap saat. Begitu pun Iktikaf. Iktikaf sebagai proses mendekatkan diri dapat dilakukan dengan memuji kebesaran Allah SWT, merenungi kuasa-Nya, dan memohon ampunan atas segala kekhilafan yang kita lakukan selama ini.
 
Anjuran iktikaf di malam-malam akhir bulan suci Ramadan berkaitan erat dengan kedatangan lailatul qadar atau malam kemuliaan di mana beribadah pada malam itu memiliki nilai lebih baik dari seribu bulan. Sesungguhnya ibadah puasa yang diiringi dengan iktikaf selama 10 hari terakhir Ramadan akan dapat mengantar kita kaum Muslim meraih lailatul qadar itu. Rasulullah SAW bersabda, “Carilah (malam qadar) itu pada 10 akhir dari bulan Ramadan.” (HR Ahmad dan Bukhari)
 
Untuk menjadikan iktikaf kita lebih bermakna dan optimal setidaknya empat hal utama yang harus menjadi fokus ibadah kita selama iktikaf. Pertama, mengucapkan niat iktikaf karena Allah SWT semata. Niat ini penting karena ketika kita telah menanamkan tekat untuk beriktikaf karena Allah swt, maka kita berusaha untuk selalu berdiam diri di dalam masjid walaupun banyak godaan dan kesibukan yang kita hadapi.
 
Kedua, selalu berupaya untuk berdiam diri di dalam masjid dengan memperbanyak dzikir, tahlil, tasbih, tahmid, dan shalawat kepada Rasulullah SAW. Hal ini harus dilakukan dengan penuh penghayatan di dalam hati sehingga memberikan pengaruh besar bagi jiwa.
 
Ketiga, memperbanyak tadarus kitab suci Alquran. Iktikaf merupakan waktu tepat untuk mengkhatamkan bacaan Alquran kita. Apalagi jika kita mengingat bahwa Ramadan adalah bulan diturunkannya Alquran ke muka bumi.
 
Keempat, melakukan salat malam secara rutin. Jika salat malam kita lakukan setiap malam secara rutin dan sungguh-sungguh khususnya selama bulan Ramadan dengan pengharapan ingin mendapatkan lailatul qadar, bukan tidak mungkin malam lailatul qadar akan datang menghampiri kita.
 
Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa ada satu rangkaian ibadah yang saling berhubungan di bulan Ramadan, yaitu antara puasa, tadarus (mengaji) Alquran, berdoa, salat malam, dan iktikaf dalam rangka meningkatkan ketaqwaan kita sebagai Muslim. Semoga Allah SWT melapangkan hati kita untuk dapat ikhlas sepenuh hati melakukan iktikaf guna mengikuti sunnah Rasulullah Saw dan meraih lailatul qadar.
 
Hatta Rajasa
Menko Perekonomian RI
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN)

(Muhammad Saifullah )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya