Menurutnya, para korban tewas di Selandia Baru merupakan mati syahid akhirat karena sedang melaksanakan ibadah lantas terbunuh. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri, dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka terbunuh atau membunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Alquran.” (Q.S At Taubah : 111)
Itu merupakan ayat yang memberikan motivasi atau semangat juang para Muslim untuk berjuang di jalan Allah meski harus gugur dalam medan perang. Turunnya ayat itu ketika seorang sahabat hendak makan lalu terdengar suara panggilan jihad fi sabilillah. Ia yang sedang hendak makan menyadari bahwa makanan itulah yang akan menghalanginya masuk ke dalam surga. Ia menaruh makanannya lalu turun ke medan perang dan ia gugur.
Menurutnya, Islam mengajarkan kedamaian dan Nabi Muhammad tidak pernah mencontohkan. Munculnya peperangan zaman dahulu karena Islam diperangi dan umat Islam selalu mempertahankan diri.
“Namun yang perlu diingat yakni hukum qisas atau orang yang melakukan pembunuhan dengan sengaja tanpa alasan yang jelas maka pelaku harus memeroleh hukuman yang sama seperti yang pelaku lakukan,” katanya.
Terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa seseorang mengaku sebagai mati syahid namun Allah mengetahui bahwa yang dilakukannya adalah dusta karena niat perangnya hanya untuk memeroleh harta. Sedangkan konteks mati syahid yakni harta, jiwa, dan agama.
(Gabriel Abdi Susanto)