Lebih lanjut, Ridwan menjelaskan, Masjid Al Safar tidak lain merupakan salah satu hasil ijtihadnya dalam memajukan seni atau arsitektur Islam. Seni dalam Islam tidak memperlihatkan mahluk hidup, tapi bereksperimentasi dengan rumus geometri.
"Teori lipat Folding Architecture adalah metode mencari kekayaan geometri baru yang digunakan di Masjid Al Safar," timpalnya.
Ijtihad memajukan seni/arsitektur Islam terus dilakukan agar berkembang maju. Seni dalam Islam tdk memperlihatkan mahluk hidup, tapi bereksperimentasi dgn rumus geometri. Teori lipat Folding Architecture adlh metode mencari kekayaan geometri baru yg digunakan di Masjid Al Safar. pic.twitter.com/fayVnZotDu
— ridwan kamil (@ridwankamil) May 31, 2019
Ia pun memberikan contoh ijtihad pada desain Masjid Al Irsyad di Padalarang. Desain masjid ini sengaja menghilangkan tipikal dinding mihrab, sehingga memungkinkan para jamaah menghadap langsung ke arah alam dan pegunungan ketika menunaikan salat.
Contoh ijtihad bentuk di Masjid Al Irsyad, Padalarang. menghilangkan tipikal dinding mihrab. Salat langsung menghadap alam pegunungan. Agar kita merasa kecil di hadapanNYA. Hasilnya, tiap zhuhur, Air di area mihrab pun memantul ikut bergerak. Alam berpuisi seolah ikut berzikir. pic.twitter.com/Xet8VjsZGz
— ridwan kamil (@ridwankamil) May 31, 2019
"Tujuannya agar kita merasa kecil di hadapan Allah SWT. Hasilnya, tiap zhuhur, air di area mihrab pun memantul ikut bergerak. Alam berpuisi seolah ikut berzikir," tukas Ridwan.
(Muhammad Saifullah )