Kisah Moh Rowi yang Ditolak Nyantri oleh Syaikhona Kholil Berkali-kali

, Jurnalis
Kamis 18 Juli 2019 06:13 WIB
Syaikhona Kholil ulama terkenal di Jawa Timur (Foto: NU Online)
Share :

Setelah sampai di pondok Demangan, Moh. Rowi segera sowan kepada Syaikhona Cholil. Namun belum sempat menyampaikan tujuannya untuk mondok, tiba-tiba Syaikhona Cholil langsung mengusirnya, sehingga membuat Moh. Rowi langsung keluar karena ketakutan yang luar biasa.

Tetapi dia sadar, bahwa ini adalah cara Syaikhona Kholil untuk menguji kesungguhannya untuk mengaji dalam menuntut ilmu. Keesokan harinya dia kembali sowan lagi, namun Syaikhona Kholil kembali mengusirnya, begitu seterusnya sampai beberapa hari.

Moh. Rowi dengan sabar menerima ujian ini, sehingga dia tidak berani lagi untuk sowan. Moh. Rowi bingung dan hanya bisa menunggu dan menunggu di luar komplek pesantren Demangan.

Seperti dilansir Muslim Moderat, tibalah di hari keempat, Syaikhona Kholil memerintahkan salah satu santri untuk mencari Moh. Rowi dan membawanya ke rumah beliau. Bukan main gembiranya Moh. Rowi, segera saja dia langsung sowan kepada Syaikhona Kholil. Sesampainya di rumah, Syaikhona menanyakan maksud kedatangannya ke pondok Demangan dan dengan penuh ta’dzhim Moh. Rowi menyampaikan keinginannya untuk mengaji kepada beliau.

Syaikhona Kholil kemudian berkata, “Saya menulis Kitab Alfiyah dan akan saya jual sama kamu, ayo tawar harganya.” Tentu saja Moh. Rowi gembira luar biasa, tapi dia bingung mau menawar berapa karena Syaikhona Kholil tidak menyebutkan berapa harganya.

Namun karena diperintah oleh beliau, Moh. Rowi akhirnya berani mengajukan tawaran 100 duit sen. “Itu terlalu mahal, turunkan lagi,” minta Syaikhona Kholil. Kemudian diturunkan 20, namun ditolak, diturunkan lagi 20-20, sampai akhirnya tinggal 20 duit sen dan disetujui oleh Syaikhona Kholil.

Setelah mendapatkan Kitab Alfiyah tulisan tangan sang guru, Moh. Rowi gembira tiada tara, tiap waktu kitab itu selalu dibaca dan dipelajarinya, sampai menghafal seluruh isinya. Mengetahui hal tersebut, teman-teman santrinya berebutan untuk meminjamnya, sehingga kitab itu kemudian berpindah dari satu tangan santri ke tangan santri lainnya.

Hal ini ternyata diketahui oleh Syaichona Moh. Cholil, sehingga suatu ketika beliau mendatangi kamar Moh. Rowi dan menanyakan tantang Kitab Alfiyah-nya. Dengan badan gemetar Moh. Rowi menyampaikan bahwa kitab itu dipinjam oleh teman-teman santri yang lain.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya