MENGELUH nampaknya sudah menjadi kebiasaan yang tidak dapat dilepaskan dari manusia. Bahkan dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang sering berkeluh kesah.
Salah satunya dalam Al-Qur'an surat Al-Maarij: 19-20, "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah," (Q.S. Al-Maarij : 19-20). Setiap harinya akan selalu ada keadaan atau masalah yang dikeluhkan, misalnya saat bekerja merasa lelah ia mengeluh, merasa bosan ia mengeluh, pekerjaan tidak enak ia mengeluh, padahal gaji yang diterima sudah cukup besar.
Lalu apakah perbuatan mengeluh termasuk perbuatan dosa karena tidak mensyukuri nikmat Allah SWT? Menurut Ustadz Asroni, Ketua Forum Dai Muda Indonesia, perbuatan mengeluh ini juga disinggung oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Az-Zumar : 53.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Artinya : "Katakanlah : 'Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'". (Q.S. Az-Zumar 53).
Sehingga sebagai seorang muslim, kita harus berhenti mengeluh, karena jika kita renungkan nikmat yang sudah Allah berikan, kita tidak akan pernah sanggup menghitungnya.