Testimoni Gadis Indonesia Hidup Bersama ISIS

Wilda Fajriah, Jurnalis
Kamis 29 Agustus 2019 20:02 WIB
Beratnya Dhania hidup bersama ISIS (Foto: Veteran News Report)
Share :

Nur Dhania, gadis asal Indonesia, menceritakan kisahnya hidup bersama ISIS (Islamic State in Iraq and Syria). Ia berbagi pengalaman hijrahnya ke Suriah saat berusia 16 tahun pada acara Komunitas Musisi Mengaji (KOMUJI), Rabu (28/8/2019).

Dhania yang saat ini berusia 19 tahun kala itu berambisi besar untuk hidup bersama ISIS. Ia ingin merasakan hidup seperti di era kekhalifahan. Namun ternyata ISIS hanyalah kekhalifahan palsu. Ia benar-benar menyesalinya.

Kala itu, Dhania belajar agama melalui internet. Ia malah menemukan berbagai teori konspirasi mengenai ISIS, kekhalifahan, khilafah, hingga tanah Syam yang diberkahi dan dinaungi sayap-sayap malaikat.

Terbujuk oleh rayuan ISIS yang sesat atas nama agama, akhirnya Dhania berjuang keras membujuk keluarganya untuk hijrah ke Suriah yang merupakan tanah yang dijanjikan untuk hidup bersama ISIS.

Akhirnya ia berhasil membujuk 26 orang anggota keluarganya ikut ke Suriah. Namun antusiasnya untuk menjalani kehidupan ala kekhalifahan malah berbalik jauh dari apa yang ditulis dalam era kekhalifahan pada zaman Rasulullah SAW.

Dhania sangat terpukul saat harapan jauh berbeda dengan kenyataan. Banyak kekerasan yang terjadi di wilayah naungan ISIS. Mereka juga berdakwah dengan cara yang tidak santun. Bahkan hukuman cambuk dan denda juga diberlakukan kepada para perokok.

"Suatu hari tanteku juga pernah ditangkap oleh ISIS karena tidak berpakaian syari, kemudian ia dibawa ke kantor dan disuruh beli baju dari mereka tapi tanteku menolak karena tanteku melihat ketidakadilan," terang Dhania.

"Kalau warga sipil diperlakukan lebih kasar dan ISIS menjual baju dengan harga tinggi kepada warga padahal mereka semua banyak yang hidup miskin. Pasti mereka lebih memilih membeli makanan dibandingkan untuk membeli baju dengan harga mahal," lanjutnya.

Setelah masalah demi masalah dilaluinya selama kurang lebih setahun akhirnya hatinya tergerak untuk pulang kembali ke Tanah Air.

Ia pernah ditipu oleh dua penyelundup. Namun akhirnya ia berhasil melarikan diri dari wilayah ISIS dan masuk ke wilayah Kurdi dengan menyerahkan diri.

Di wilayah Kurdi, dia tinggal selama 2 bulan. Ia dan keluarganya harus mendekam di penjara terlebih dahulu. Lalu mereka pergi ke Turki dan dibantu Pemerintah Indonesia dipulangkan ke Tanah Air.

Setelah kepulangannya kembali ke Indonesia berbagai stigma dari para warganet maupun teman-teman diterimanya. "Ya ada yang bilang aku pengkhianat, ada juga yang tak mau memandang masa laluku dan tetap mau merangkulku," pungkasnya. (DRM)

(Muhammad Saifullah )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya