Jejak Islam! Muslim Pertama Amerika, Budak dari Afrika

Abu Sahma Pane, Jurnalis
Kamis 19 September 2019 16:55 WIB
Ilustrasi. Foto: Reuters
Share :

MESKI minoritas, muslim di Amerika Serikat cukup banyak, yaitu sekitar 3,45 juta jiwa berdasarkan survei dan penelitian demografis oleh Pew Research Center. Melihat angka tersebut, tentu menarik untuk menilik jejak Islam di Negeri Paman Sam tersebut.

Dilansir dari VoA, muslim pedana di Amerika Serikat merupakan para budak dari Afrika. Jejak Islam di sana terkuak dari kisah hidup Omar bin Said.

Pada 1807, seorang ilmuwan kaya berusia 37 tahun, yakni Omar bin Said ditangkap di Afrika Barat, di tempat yang sekarang disebut Senegal. Ia kemudian diangkut ke Amerika Serikat untuk dijual sebagai budak.

Jejak hidup pria itu mungkin akan dilupakan jika bukan karena otobiografi tulisan tangan yang ia tinggalkan. Ditulis dalam bahasa Arab dan baru-baru ini diakuisisi oleh Perpustakaan Kongres AS (Library of Congress), "The Life of Omar Ibn Said” tidak hanya kisah tulisan tangan pribadi tersangka untuk Amerika, tetapi juga salah satu cerita pertama dari kisah awal sejarah Islam di Amerika.

Berdasarkan buku itu diketahui bahwa Bin Said ada di antara sekitar sepertiga budak-budak di Amerika yang memeluk agama Islam. Sementara berapa jumlah Muslim yang dijadikan budak belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan lebih dari 40 persen orang-orang Afrika yang ditangkap dan dijadikan budak berasal dari wilayah muslim Afrika Barat.

"Ini membuka pemahaman kita bahwa ada orang non-Kristen yang hadir pada masa pendirian bangsa ini, dan bukan hanya pada masa pendirian bangsa ini, tetapi (mereka) juga membantu membangun bangsa ini ... Ini menantang gagasan bahwa (Amerika) ini merupakan 'bangsa Kristen' sejak awal," ujar Zaheer Ali, sejarawan lisan di Brooklyn Historical yang juga Direktur Proyek Proyek Muslim di Brooklyn.

Penghapusan identitas Muslim kulit hitam di antara para budak yang dibawa ke Amerika adalah bagian dari strategi untuk melucuti identitas individu sebagai orang Afrika dan mereduksi mereka hanya sebagai "budak" saja, baik secara legal maupun dalam imajinasi publik.

"Klasifikasi hitam dirancang untuk menandai orang Afrika yang dijadikan budak sebagai properti (harta milik). Jadi, jika Anda berkulit hitam, Anda dianggap bukan lagi manusia," kata Khaled Beydoun, seorang penulis dan profesor hukum di University of Arkansas.

"(Sebab) jika Anda mengakui beberapa identitas religius mereka ini, maka pada gilirannya Anda harus mengakui kemanusiaan mereka."

Selama masa sebelum perang di Selatan, identitas Muslim mengambil identitas yang sangat berbeda dari stereotip seorang budak Afrika.

"Ketika orang berpikir tentang seorang Muslim pada waktu itu, mereka berpikir Arab, mereka berpikir Ottoman, mereka berpikir Timur Tengah," kata Beydoun bercerita mengenaik jejak Islam di Amerika.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya