Kepala Subdirektorat Pendidikan Diniyah dan Mahad Aly Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Aceng Abdul Aziz menyayangkan penggagalan ceramah Gus Miftah di Cianjur pada Hari Santri 22 Oktober lalu.
"Seharusnya tidak terjadi penggagalan ceramah Gus Miftah. Sebab hal itu tidak mencerminkan ajaran agama. Dan sebagai muslim harus saling menghargai," katanya kepada Okezone saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019).
"Ya, itu harusnya tidak terjadi karena kita semua beragama. Beragama itu kan sebenarnya untuk menghargai orang lain. Kalau kayak gitu jadi kurang oke," tambahnya.
Hal terpenting, lanjut Aceng, untuk menyampaikan pendapat atau rasa kurang suka tidak seharusnya menggunakan cara mengusir. Hal ini akan berujung berbagai persepsi dari berbagai kalangan.
"Sejatinya nilai-nilai dalam beragama haruslah menunjukkan sikap yang baik karena agama mengajarkan akhlak yang baik," jelas Aceng.
Sebelumnya, ulama dari Yogyakarta Maulana Habiburrahman yang akrab disapa Gus Miftah menceritakan kegagalannya untuk berceramah di alun-alun Cianjur pada 22 Oktober.
Dalam akun Instagram-nya @gusmiftah, Gus Miftah mengatakan, "Semalam saya ada dua tabligh akbar. Jam pertama di Kota Sukabumi berjalan dengan sukses. Jam kedua di alun-alun Cianjur, saya sampai lokasi alun-alun Cianjur jam 22.30 dengan suasana yang sudah tidak kondusif, segerombolan ormas teriak-teriak dan merangsek ke panggung utama, saya bersikukuh untuk bisa naik panggung, karena jamaah yang datang begitu banyak dan berharap mendengar ceramah saya."
Pihak panitia, lanjutnya, akan melakukan perlawanan terhadap segerombolan ormas itu. Namun Gus Miftah memilih mengalah dan pergi dari akun-alun Cianjur dan tak jadi ceramah.
(Dyah Ratna Meta Novia)