PENDIRI Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Abdullah Gymnastiar atau akrab disapa Aa Gym menyerukan kepada umat Muslim agar sering-sering memanjatkan doa. Salah satu doa yang ia anjurkan adalah doa meminta ketetapan hati, keteguhan, dan istikamah kepada Allah SWT.
“Sering-sering amalkan doa ini, semoga Allah memberi kita ketetapan hati, keteguhan, dan keistikamahan dalam berjuang di jalan Allah. Aamiin,” demikian seruan Aa Gym lewat akun Instagramnya, @aagym beberapa waktu lalu.
Doa tersebut telah diriwayatkan dalam bentuk hadist oleh Tirmidzi, bacaannya yaitu:
يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik
Artinya: "Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu".
Ilustrasi. Foto: Istimewa
“Sahabat, ini adalah doa yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,” tutur Aa Gym.
Sementara dikutip dari laman resmi Nahdatul Ulama (NU Online), doa tersebut juga bisa dibacakan untuk melupakan mantan, bertujuan agar hati tidak mudah berpaling, dan hanya tertuju kepada Allah semata.
Doa lainnya yang dibaca Rasulullah agar hati tetap istikamah yakni potongan surat Ali Imran:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbanâ lâ tuzigh qulûbanâ ba‘da idz hadaitanâ wahablanâ min ladunka rahmatan innaka anta-l-wahhâb
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha-Pemberi (karunia),” (Ali Imran [3]: 8).
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda:
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ
Allâhumma, musharrifal qulûb sharrif qulûbanâ ilâ thâ‘atika
Artinya: “Ya Allah, Dzat yang mengurus seluruh hati, arahkanlah hati kami terhadap ketaatan kepada-Mu” (HR. Muslim).
Semua ayat dan hadist di atas menjelaskan tentang permohonan keteguhan hati dan istikamah di jalan Allah SWT, serta bertujuan supaya tidak condong terhadap hal duniawi.
(Abu Sahma Pane)