Kisah RA Kartini Nyantri ke Mbah Soleh Darat

Novie Fauziah/Suherni, Jurnalis
Selasa 21 April 2020 10:50 WIB
Ilustrasi. Foto: Shutterstock
Share :

Pertemuan antara Kartini dan Mbah Sholeh Darat itu jauh hari sebelum 1901. Sebagaimana pendapat Moesa Mahfudz yang dikutip Abdullah Salim, bahwa pertemuan Kartini itu diperkirakan 1901, tapi kemungkinan besar itu pertemuan yang kesekian kalinya.

Dalam Tafsir Faidlur Rahman fi Tarjamati Tafsir Kalam Malikid Dayyan, dipaparkan sosok Kartini di jilid satu, ditulis selama 11 bulan oleh Mbah Sholeh Darat, yaitu pada 20 Rajab 1309 H/19 Februari 1892 sampai 19 Jumadal Ula 1310 H/9 Desember 1892 M.

Jilid pertama tafsir tersebut berjumlah 503 halaman dengan bahasan Surah Al-Fatihah dan Surah Al-Baqarah. Kemudian kitab tafsir tersebut dicetak oleh Percetakan HM Amin Singapura pada 27 Rabiul Akhir 1311 H atau 7 November 1893.

Oleh Amirul Ulum ditegaskan, bahwa pertemuan Kartini dan Mbah Sholeh Darat sudah pernah dilakukan sebelum 1892, tepat sebelum Kartini dipingit.

Seorang suami dari wanita yang merupakan buyut Mbah Sholeh Darat, yaitu Agus Tiyanto atau dikenal juga Abu Malikus Salih Dzahir, menjelaskan bahwa sumber data Kartini pernah nyantri ke Mbah Sholeh Darat ini awalnya ditemukan oleh Moesa Machfudz (dosen sejarah UGM).

Sumber tersebut berdasarkan catatan pribadi murid Kyai Sholeh Darat, yaitu KH. Ma'shum Demak, dan itu dimuat dalam Majalah Gema Yogyakarta Nomor 3 Tahun 1978.

Sebelum bertemu dengam Mbah Sholeh Darat, pernah suatu hari Kartini menuliskan surat kepada sahabatnya di Belanda, Stella EH Zeehandelaar yaitu pada 6 November 1899. Isi suratnya sebagai berikut:

"Al-Qur’an terlalu suci untuk diterjemahkan dalam bahasa apapun juga. Di sini orang juga tidak tahu Bahasa Arab. Di sini orang diajari membaca Al-Qur’an, tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Saya menganggap itu pekerjaan gila; mengajari orang membaca tanpa mengajarkan makna yang dibacanya".

"Sama halnya seperti kamu mengajar saya membaca buku bahasa Inggris, yang harus hapal seluruhnya tanpa kamu terangkan maknanya kepada saya. Kalau saya mau mengenal dan memahami agama saya, maka saya harus pergi ke negeri Arab untuk mempelajari bahasanya di sana. Walaupun tidak saleh, kan boleh juga jadi orang baik hati. Bukankah demikian Stella?" tambah Kartini dalam suratnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya