Menolak Ketentuan Allah, Raja Namrud Dihinakan Mati oleh Seekor Lalat

Ade Naura, Jurnalis
Selasa 28 Juli 2020 16:25 WIB
Ilustrasi tanah Arab. (Foto: Unsplash)
Share :

KISAH Nabi Ibrahim Alaihissalam yang satu memberikan pesan penting. Ini adalah cerita antara Nabi Ibrahim Alaihissalam dengan raja besar Babylonia yaitu Raja Namrud.

Mengutip dari unggahan akun Youtube Kawan Muda, Selasa (28/7/2020), ulama lulusan Arab Saudi yakni Ustadz Dr Khalid Basalamah mengisahkan bagaimana Raja Namrud mati akibat seekor lalat.

Baca juga: Meneladani Kesabaran Abu Qilabah, Sahabat Nabi Terakhir yang Wafat di Padang Tandus 

Kala itu masyarakat Babylonia yang dipimpin Raja Namrud yang menganggapnya sebagai Tuhan karena sangat berjaya. Raja Namrud memiliki istana yang sangat megah, balatentara yang tidak terkalahkan, dan mempunyai segalanya.

Pada suatu malam ia diberikan mimpi bahwa kerajaannya akan hancur. Salah satu orang kepercayaan Namrud adalah Azhar yang merupakan penasihat raja. Beliau adalah ayah dari Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Ia bertugas membuat patung-patung yang diperintahkan oleh Raja Namrud untuk disembah. Ketika semua penasihatnya dikumpulkan, Namrud bertanya arti dari mimpinya kepada orang-orang kepercayaannya. Salah satu penasihatnya berkata bahwa akan ada anak laki-laki yang lahir malam itu di Babylonia yang akan menghancurkan kerajaannya kelak.

Raja Namrud memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir ketika itu. Maka Azhar yang ternyata merupakan ayah dari Nabi Ibrahim ini pulang dan memberitahukan kepada istrinya untuk menyelamatkan diri ke hutan.

Sudah 40 tahun berjalan, Ibrahim dinobatkan sebagai seorang nabi oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Lalu pada suatu malam, beliau datang ke sebuah kuil yang berisi patung-patuh yang sedang disembah oleh masyarakat sekitar.

Di dalam kuil itu, Nabi Ibrahim menyentuh dan menaiki patung-patung tersebut, karena masyarakat tidak ada yang berani untuk mendekati patung-patung itu karena percaya akan sial.

Lalu Nabi Ibrahim mengambil sebuah apel yang ada pada sesajen di patung-patung tersebut. Ia kemudian berkata sebanyak tiga kali, "Wahai yang dianggap Tuhan oleh masyarakat Babylonia, aku mengambil sebuah apel, apa kau tidak marah?"

Baca juga: Kisah Fatimah Ridho Hidup Sederhana meski Kotor dan Lusuh 

Tentu saja sebuah patung tidak akan menjawab pertanyaan beliau. Semua orang merasa ketakutan melihat peristiwa itu, karena memang secara akal sehat tidak akan bisa patung tersebut marah.

Lalu Nabi Ibrahim Alaihissalam keluar untuk mencai kapak dan menghancurkan semua patung-patung yang ada di dalam kuil itu. Dijajarkannya kepala-kepala patung berhala itu di samping patung Namrud yang paling besar, beserta kapak yang ditaruh di tangan patung Namrud. Dengan ini beliau akan melakukan tipu muslihat kepada masyarakat dan Namrud.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya