Baca Juga: Tidak Ada Kewajiban Memberi Tahu Menyalurkan Zakat, Amalan Tetap Sah
“Bagi kita warga Persyarikatan yang terpenting bukan berapa banyak ayat Al-Quran dan juz yang telah kita baca, tapi yang lebih penting dari itu adalah bagaimana kita ini membaca Al-Quran kemudian memahami isinya dan mengamalkan isi dari Al-Qur’an itu. Menurut saya, ini yang jauh lebih penting sebagai bagian dari komitmen kita bersama-sama,” pesannya.
Ketersinambungan amal saleh termasuk muhasabah ini menurut Mu’ti adalah hal yang utama dalam Islam daripada beramal dalam jumlah besar namun tidak konsisten.
“Karena itu dawamul ibadah jauh lebih penting yaitu kontinu, karena dalam hadis disebut ibadah yang tebaik adalah yang konsisten meskipun sedikit,” tutur Mu’ti.
“Jadi tak usah khawatir meski belum khatam, tapi sepanjang kita terus membaca Al-Quran, lalu kita pahami isinya dan kita usahakan untuk mengamalkannya maka itulah makna tadarus Al-Quran sejati, makna dari tilawatul Qur’an yang sejati, makna dari tadarus Quran yang hakiki,” pungkas Mu’ti.
(Vitrianda Hilba Siregar)