Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman, datanglah Malaikat Munkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut. Menyadari siapa yang datang, ia segera agak menjauh dari mayat konglomerat. Di benaknya, sudah tiba saatnya si konglomerat akan diinterogasi oleh Malaikat Munkar dan Nakir.
Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Malaikat Munkar-Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini?"
Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah dari harta warisannya," jawab si tukang kayu.
“Apa saja harta yang kau miliki?", tanya Mungkar-Nakir.
"Hartaku cuma kapak ini saja, untuk mencari rezeki", jawabnya.
Kemudian Mungkar-Nakir bertanya lagi, "Dari mana kau dapatkan Kapakmu ini?"
"Aku membelinya", balasnya.
Besok di hari kedua, mereka datang lagi dan bertanya, "Apa saja yang kau lakukan dengan kapakmu?"
"Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar, lalu aku jual ke pasar", jawab tukang kayu.
Di hari ketiga ditanya lagi, "Pohon siapa yang kau tebang dengan Kapakmu ini?"
"Pohon itu tumbuh di hutan belantara, jadi tak ada yang punya", katanya.