Kaum Ninawa pun menjadi takut akan ancaman Nabi Yunus Alaihissallam. Akhirnya mereka sadar bahwa perkataan Nabi Yunus adalah benar. Mereka kemudian beriman dan menyesali perbuatannya kepada Nabi Yunus.
Nabi Yunus Alaihissallam tetap meninggalkan kampung dalam keadaan marah. Padahal Allah Subhanahu wa ta'ala belum mengizinkan Nabi Yunus pergi. Dia menuju ke arah pantai dan kemudian menaiki kapal. Namun, sebuah badai datang. Ombak lautan menjadi sangat dahsyat, angin berembus begitu kencang. Kapal yang penuh muatan itu oleng. Nyaris tenggelam.
Penumpang kapal kemudian membuang muatan untuk meringankan beban. Namun tetap saja kapal itu masih oleng dan hampir tenggelam sehingga para penumpang berunding untuk menentukan salah satu dari mereka harus dibuang ke lautan.
Undian itu dilakukan. Ternyata jatuh pada Nabi Yunus Alaihissallam. Namun penumpang lain tidak mau Nabi Yunus yang harus dibuang ke laut sehingga undian dilakukan untuk kedua kali. Namun hasilnya sama dan sampai undian ketiga, hasilnya juga sama. Beliau tersadar bahwa itu adalah kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala, lalu Nabi Yunus pun menjatuhkan dirinya ke lautan dalam.
Baca juga: Kisah Nabi Nuh Alami Cobaan Berat, Dakwah 950 Tahun Hanya 80 Orang Beriman
Saat itu Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengirimkan ikan nun (paus) untuk menelan Nabi Yunus Alaiahissallam, tanpa merobek daging maupun mematahkan tulangnya. Nabi Yunus ditelan bulat-bulat.
Nabi Yunus Alaihissallam pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan. Di dalam perut ikan nun, beliau bertobat dan meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan meminta pertolongan-Nya. Dia bertasbih selama 40 hari di dalam perut ikan nun.
"Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat zalim."
Allah Subhanahu wa ta'ala mendengar doa Nabi Yunus Alaihissallam, memerintahkan ikan paus untuk mendamparkan Nabi Yunus di tepi pantai. Allah Yang Maha Penyayang menumbuhkan pohon labu agar Nabi Yunus yang kurus serta lemah dapat memakan buahnya agar memiliki tenaga kembali.
Setelah Nabi Yunus Alaihissallam pulih, Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan kembali dia menuju kepada kaum Ninawa. Setelah kembali, Nabi Yunus sangat terkejut ketika melihat perubahan penduduk Ninawa yang telah beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Baca juga: 7 Pemimpin Muslim Terkaya Sepanjang Masa, Mulai Nabi Sulaiman hingga Para Sahabat
Kemudian Nabi Yunus Alaihissallam mengajari kaum Ninawa kitab tauhid dan menyempurnakan iman mereka. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu". (QS As-Saffat: 147–148)
Kisah Nabi Yunus Alaihissallam ini memang penuh hikmah. Menyampaikan agar umat manusia bisa mengendalikan emosi atau amarah, tidak tergesa-gesa dan sabar dalam menghadapi sesuatu. Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa ta'ala meminta Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam agar tidak bersikap seperti yang dilakukan Nabi Yunus.
"Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Rabbmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Rabbnya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Rabbnya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh.” (QS.Qalam:48-50)
Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)