Pra-syahadat dilakukan tiga poin: Pertama, mengapa mau masuk Islam, karena di Islam tidak ada paksaan. Kedua, bagaimana latar belakang keluarga. Ini karena sebagian keluarganya belum berkenan.
"Ada juga yang berkenan, jadi kita perlu tahu, mengatisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Bunda Yeni.
Baca juga: Kisah Kepala Polisi London Jadi Mualaf Gara-Gara Novel yang Menghina Islam
Ketiga, apakah calon mualaf itu sudah mengenal Islam, sejauh mana. Nanti saat pasca-syahadat, para pembina akan memulai pembinaannya dari mana.
Bunda Yeni juga mengingatkan jangan sampai ketika sudah menjadi mualaf justru menjual keimanannya agar dikasihani orang lain, karena dari Yayasan Masjid Darrusalam sendiri telah menyediakan berbagai bantuan.
Baca juga: Gara-Gara Pemilu, Pemuda Belanda Ini Mantap Masuk Islam
"Insya Allah Darrusalam bisa memberikan fasilitas yang diinginkan, walaupun ada batasannya," tukasnya.
Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)