ALLAH Subhanahu wa ta'ala mempunyai banyak cara untuk memberikan hidayah Islam kepada seseorang hingga menjadikannya mualaf. Salah satunya dialami gadis cantik anak rektor sebuah universitas di Southampton, Inggris, bernama Camilla Leyland.
Camilla terlahir dari keluarga atheis. Namun, kecerdasan dan cara berpikirnya yang kritis sebagai seorang wanita berpendidikan tinggi membuatnya jatuh cinta pada Islam. Bagaimana kisahnya? Simak ulasannya berikut ini, seperti dikutip dari kanal YouTube Ape Astronaut.
Baca juga: Di Masjid Istiqlal, Petarung MMA Wilhelm Ott Ungkap Dapat Hidayah Islam dari Anak Kecil
Camilla mengenal Islam ketika duduk di bangku sekolah. Walaupun dibesarkan oleh kedua orangtua yang atheis, image Islam sangat menarik minatnya. Dia mulai meneliti ajaran-ajaran Islam seiring kegiatan belajarnya.
Kemudian Camilla masuk perguruan tinggi dan memperoleh gelar master dalam bidang studi Timur Tengah. Selama kurun waktu tersebut, dia sudah mulai membaca terjemahan Alquran. Sampai akhirnya Camilla bekerja di Suriah.
Baca juga: Kisah Mualaf Cantik Amira, Berawal Takjub Islam Ajarkan Adab-Adab Tidur hingga Buang Air
Di sana, dia mendapat pencerahan spiritual. Pemikirannya tentang prinsip-prinsip dalam Alquran mulai terbuka. Terlebih lagi Camilla kerap menyaksikan secara langsung kehidupan para Muslimah, membuatnya makin yakin masuk Islam.
Tentu saja keputusan Camilla untuk memeluk agama Islam mengejutkan keluarga dan teman-temannya. Banyak yang beranggapan bahwa seorang perempuan berkulit putih tidak mungkin masuk Islam.
Meski demikian, Camilla tidak goyah. Itu karena niatnya berpindah ke agama Islam memang murni didasarkan pemikiran intelektual serta berbagai alasan feminis.
"Walaupun orang-orang tidak terbiasa mendengar kata feminisme dan Islam berdampingan, faktanya Islam justru memberdayakan perempuan dan memberikan mereka kesetaraan," ucapnya.
Baca juga: Kisah Mualaf Mantan Pembenci Islam, Pernah Sumpah 1000% Tidak Akan Pindah Agama hingga Hampir Atheis
Nyatanya, lanjut Camilla, Islam secara tegas menentang pemikiran dan tindakan masyarakat yang anti pada hak-hak perempuan. Dia juga mengaku tertekan karena budaya masyarakat Barat mengharuskan wanita berperilaku layaknya pria, seperti mengonsumsi minuman keras dan melakukan seks bebas.
Tentu saja hal ini bertolak belakang dengan ajaran-ajaran Islam. Semenjak menjadi mualaf, Camilla mengaku hidupnya berubah menjadi lebih indah, tenteram, dan merdeka.
Baca juga: Sempat Tidak Percaya Islam, Pria Ini Dapat Hidayah Setelah Lihat Ceramah Dr Zakir Naik
Kini dia tinggal di Cornwall dan menjadi instruktur yoga. Camilla pun tidak berhenti memperdalam ilmunya terkait ajaran Islam.
Allahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)