KISAH seorang pria asal Pontianak, Kalimantan Barat, bernama Simons atau nama Islam-nya Ahmad, menceritakan pengalaman saat menjadi seorang mualaf. Ia dihadapkan dengan ujian yang begitu berat saat memutuskan menjadi seorang muslim.
Bagaimana tidak, Simons harus menerima kenyataan bahwa sang ayah tidak setuju dengan keputusan yang dibuat. Saking tidak setujunya, ayahnya sampai enggan menganggap dirinya anak.
Baca juga: Cerita Mualaf Wanita Amerika, Berawal Takjub Islam Menentang Rasisme
"Bapak marah saya masuk Islam. Sampai saya tidak diaku anak," ungkap Simons, dikutip dari kanal YouTube Laskar Tujuh Langit, Selasa (6/9/2022).
Namun, dia tetap menghargai dan menghormati meski sang ayah berkata demikian. "Saya bilang, walaupun bapak tidak mengakui saya anak, tapi bapak tetap orangtua saya," tutur Simons.
Baca juga: Kisah Wanita Mualaf dari Keluarga Pemuka Agama, Kini Jadi Guru Ngaji Gratis untuk Semua Orang
Ketika masuk Islam pun keimanannya lagi-lagi diuji oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Sang anak yang tadinya berniat memeluk Islam malah mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Sampai keluarga Simons menuduh bahwa dirinya telah membunuh anaknya sendiri.
"Saya dibilang pembunuh. Enggak mungkinlah saya membunuh anak saya sendiri sengaja nabrak mobil. Itu yang mengatakan pembunuh masih keluarga saya," kenang Simons.
Setelah itu dia pun dibuat terkejut oleh perbuatan sang ayah yang membongkar rumah milik Simons. Lalu ia diusir lantaran dianggap sebagai pengacau.
"Rumah saya dibongkar habis, lalu saya diusir oleh bapak saya karena dianggap sebagai pengacau setelah masuk Islam," kisahnya.
Baca juga: Cerita Alif Jadi Mualaf Setelah Menguji Kekuasaan Allah: Islam Menjawab Segala Keraguan
Simons pun tidak kapok. Keesokan harinya ia kembali mengunjungi rumah sang ayah. Nahasnya, ia malah menerima penganiayaan sampai hampir dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri.
"Setelah itu dia (ayah) langsung nyekek saya. Dari keluarga mantan istri saya di sana itu mengang kaki saya. Kaki saya digantung, posisi kepala sampai dientakkan ke tanah semen. Kurang lebih setengah jam," jelasnya.
Baca juga: Kisah Ratna Mantap Masuk Islam Gara-Gara Dengar Sholawat: Bikin Damai Tenang
Belum lama setelah menerima segala penganiayaan tersebut, ia malah dilaporkan ke polisi. Sejak saat itu Simons merasa trauma dan takut untuk kembali ke kampung halaman.
Sampai setelah beberapa minggu kejadian, ia ditelepon oleh sang ayah agar segera menemuinya. Ayahnya rupanya telah menyadari perbuatannya dan meminta maaf kepada Simons atas perlakuannya.
Simons pun bertanya mengenai alasan mengapa sang ayah begitu membenci Islam.
"Saya marah dengan kamu, saya sakit hati dengan kamu, karena kamu masuk Islam. Islam itu banyak teroris. Terus yang kedua kamu itu jangankan ngurus saya, megang saya aja tidak boleh (agama kalian itu)," ungkap Simons.
Baca juga: Gara-Gara Mimpi, Gadis Cantik Ini Yakin Masuk Islam dan Tutup Aurat
Setelah itu, Simons pun memberikan penjelasan bahwa agama Islam itu tidak seperti yang dibayangkan sang ayah.
"Akhirnya saya jelaskan agama Islam bukan teroris. Agama Islam itu rahmatan lil alamin. Keselamatan seluruh alam, agama Islam itu cinta sesama, saling menghargai, saling menyayangi," paparnya.
Baca juga: 7 Gaya Hijab Mualaf Tere, Simpel dan Cantik Tanpa Ribet!
Kini sang ayah telah merestui Simons menjadi seorang Muslim seutuhnya. Bahkan, ayahnya menyuruh agar dia terus memperdalam ilmu agama Islam.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)