Para ulama ini segera menunjukkan beberapa ikat buah kurma dan meletakkannya di hadapan Abu Nawas dan Baginda Raja.
"Buah kurma ini kami dapat karena kemarin kami bekerja membantu warga panen kurma. Jadi mengenai pendapat Abu Nawas yang mengatakan seseorang cukup bertawakal dengan benar nanti rezeki akan datang sendiri, kami rasa pendapat tersebut kurang tepat Paduka. Pendapat kamilah yang lebih tepat, karena rezeki itu harus dicari."
"Seandainya kami tidak bekerja membantu warga, kurma ini tentu tidak akan sampai di tangan kami. Sedangkan Abu Nawas kemarin hanya berdiam diri di rumah. Apakah Abu Nawas mendapat kurma seperti kami? Tentu saja tidak Paduka, karena kemarin Abu Nawas tidak bekerja," kata ulama menjelaskan.
"Yang kalian katakan itu benar sekali, aku sependapat dengan kalian," sahut Baginda Raja.
"Bagaimana denganmu Abu Nawas, apakah kamu masih membantahnya?" tanya Baginda Raja.
Mendengar itu, Abu Nawas hanya tersenyum seraya mengambil kurma dan mencicipinya, kemudian ia berkata, "Kemarin aku memang hanya di rumah seharian, karena aku harus mengerjakan tugasku sebagai guru yaitu mengajar murid-muridku. Hari ini saat kalian bercerita tentang kurma, tiba-tiba saya jadi kepengin. Alhamdulillah kalian datang bukan hanya membawa ceritanya, tapi juga buah kurmanya untukku."