Doa saat Masuk Kota Makkah dan Melihat Kakbah

DOA saat masuk Kota Makkah dan melihat Kakbah sangat penting diketahui kaum Muslimin. Pasalnya, kini umat Islam sudah mulai datang ke Tanah Suci untuk persiapan menunaikan ibadah haji.

Di dalam Kota Makkah terdapat Kompleks Masjidil Haram. Di tengahnya terdapat bangunan suci Kakbah atau Baitullah yang menjadi kiblat sholat dan tempat berhaji semua Muslim di dunia.

Adapun doa-doa tersebut adalah sebagai berikut, seperti telah Okezone himpun:

Doa Masuk Kota Makkah

Dikutip dari Bekalislam.firanda.com, terdapat doa ketika masuk Kota Makkah, Madinah, dan Jeddah di Arab Saudi yang termasuk Tanah Suci bagi umat Islam. Doa tersebut adalah:

اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنِ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ. أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَـٰذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا

Allaahumma robbas-samaawaatis-sab’i wa maa azhlalna, wa robbal arodhiinas-sab’i wa maa aqlalna, wa robbasy-syayaathiini wa maa adhlalna, wa robbar-riyaahi wa maa dzaroina. As-aluka khoiro haadzihil quryati wa khoiro ahlihaa, wa khoiro maa fiihaa, wa a’uudzu bika min syarrihaa wa syarri ahlihaa wa syarri maa fiihaa.

"Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan apa yang dinaunginya, Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di atasnya, Tuhan yang menguasai setan-setan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya. Aku mohon kepada-Mu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya."

(HR Al Hakim, menurut pendapatnya, hadits tersebut sahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya 2/100, Ibnus Sunni nomor 524. Menurut Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Takhrij Adzkar 5/154, hadits tersebut hasan. Syekh Bin Baz berkata hadits itu diriwayatkan pula oleh An-Nasa'i dengan sanad hasan. Lihat Tuhfatul Akhyar halaman 37)