Jika ada yang perlu ditingkatkan adalah peran dari ketua kloter. Bagaimana agar ketua kloter tidak hanya melayani jamaah dari aspek administrasi, tetapi juga aktif menanyakan kebutuhan jamaah apakah ada kekurangan dan apa yang bisa dibantu.
Menurut dia, ketua kloter merupakan 'wakil menteri agama' di kloter masing-masing, sehingga ketua kloter jangan menunggu didatangi jamaah baru bergerak, tetapi aktif ke kamar-kamar melihat apa-apa yang diperlukan sehingga, asesmen ketua kloter tidak hanya dilihat dari aspek pemahaman keagamaan saja, tetapi juga harus memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) yang baik.
"Tapi secara umum, berdasarkan pantauan kami dari hasil pengawasan tidak ada masalah yang berarti. Termasuk dengan pelayanan petugas yang sigap melayani jemaah dengan baik. Konsen kami Itjen ini kan memastikan apa yang menjadi ukuran indikator keberhasilan pelayanan haji itu benar-benar dijaga," tandasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)