Bagaimana Nasib Koper Jamaah Haji yang Tertinggal di Bandara?

JEDDAH - Tumpukan koper itu masih di atas troli pengangkut barang yang seharusnya dibawa ke bagasi. Dalam foto laporan grup Daker Bandara, dikatakan, koper-koper tersebut merupakan milik jamaah haji Indonesia yang tidak masuk ke dalam bagasi karena tanpa label dari maskapai.

Jumlahnya lumayan banyak sekitar 24 koper yang menjadi milik dari jamaah kloter 4 embarkasi Surabaya (SUB 4), kloter 4 dan 3 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 4 dan JKS 3).

Koper-koper tersebut dikatakan tidak bisa masuk dalam bagasi pesawat. Selain tanpa label dari maskapai, koper tersebut juga tidak tertutup cover warna kain merah dan putih serta dalam kondisi terbuka karena resleting atau kunci rusak.

Memang di koper tersebut ada nama dan kloternya. Tapi, karena dalam kondisi terbuka dan tanpa label dari maskapai harus dilakukan pengecekan ulang pihak maskapai sebelum nantinya mendapatkan approval berangkat.

"Saya barusan konfirmasi ke pihak maskapai soal koper-koper tersebut. Dikatakan dari mereka, nanti akan didata ulang untuk memastikan status kepemilikan," kata Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi Haryanto kepada Media Center Haji (MCH) 2023.

Sebagai gambaran awal, koper besar sudah diberangkatkan lebih awal ke bandara dibandingkan jamaah. Bahkan, penimbangan dan pemeriksaan koper bagasi tersebut dilakukan dua hari sebelum jamaah didorong dari hotel menuju bandara. Pemeriksaan awal tersebut untuk memastikan apakah berat koper yang dibawa tidak melebihi ketentuan 32 kg dan memastikan tak ada barang berbahaya dan air zamzam.

Setelah itu, koper besar akan diangkat menggunakan kargo ke bandara. Di bandara biasanya akan dilakukan pemeriksaan ulang menggunakan x-ray sebelum masuk ke gudang. Di sinilah kemungkinan koper jamaah akan dibongkar jika dalam pemeriksaan terdapat barang yang mencurigakan atau cairan termasuk air zamzam, sehingga harus dibongkar dan dikeluarkan.